Friday 14 March 2014

Arema - Bedah Statistik Melawan Hanoi


Kabar Aremania | Kabar Arema | Berita Arema | Arema | Aremania | Salam Satu Jiwa -  Diturunkannya tiga striker sekaligus plus satu winger memperlihatkan betapa bernafsunya memburu kemenangan perdana di laga AFC Cup, apalagi kali ini bermain di depan publik Kanjuruhan.

Nama seperti Samsul Arif, Albeto Goncalves, Cristian Gonzales dan Dendi Santoso adalah barisan nama dengan skill menyerang yang sangat baik dan memiliki kemampuan spesialisasi yang berbeda beda dan akan saling melengkapi.

Keputusan ini berarti harus mengorbankan salah satu dari trio gelandang Arema untuk sementara duduk di bangku cadangan, Juan Revi yang biasa dipasang sebagai starter untuk melapis pertahanan sembari menunggu sang arsitek Arema meraba permainan lawan kali ini harus rela duduk bersama jajaran pelatih di bench.

Padahal, taktik memasang Juan Revi adalah salah satu taktik yang sukses membawa Arema belum terkalahkan di 6 pertandingan terakhir. Sangat riskan sebenarnya untuk menghadapi tim yang memiliki kecepatan dan umpan pendek seperti Hanoi untuk tidak memasang gelandang dengan defense skill yang baik dan work rate yang tinggi, terlebih barisan pertahanan Arema tidak memiliki kecepatan yang selevel dengan pemain Hanoi.

Instruksi yang diberikan pada duo gelandang Bustomi dan Sukadana tampak lebih menitikberatkan ke penyerangan, tidak jarang jaraknya terlihat cukup jauh dengan center back. Ruang kosong inilah yang nantinya berhasil dieksploitasi oleh pemain Hanoi di babak pertama.
Garis Pertahanan Tinggi Hanoi Dan Eskploitasi Kekosongan Gelandang bertahan Arema
Hanoi merupakan tim yang mengikuti tren permainan dunia sepakbola saat ini, bermodalkan formasi 4-1-2-3 dan kecepatan berlari pemain ditunjang dengan passing pendek yang memecah barisan pertahanan lawan. Tampil hanya dengan satu pemain asing membuat Hanoi tak gentar melawat ke kandang singa, tidak memiliki seorang playmaker juga tidak menjadi halangan dari tim asal Vietnam ini. Bagaimanakah cara kerja tim besutan Pang Tan Hunh ini membungkam Arema?

Pelatih Hanoi dalam press release nya sudah jauh hari mencari segala informasi tentang Arema dan kemungkinan besar dia mendapatkanya, dan dia juga mengatakan akan memberi perhatian khusus pada lini depan Arema yang sudah menghasilkan 80% dari total gol Arema musim ini.

Hasilnya, garis pertahanan tinggi diterapkan, duo center back Hanoi D.D. Khanh dan N.V. Bien jauh berada di depan kotak penalti sendiri bahkan tak jarang sampai di garis tengah lapangan. Taktik ini memang sudah menjadi lumrah karena formasi dan filosofi yang diusung Hanoi memang mengharuskan seperti ini yaitu memangkas panjang lapangan ketika lawan melakukan serangan dan mempercepat pressing dari segala penjuru.

Keuntungan lain adalah mendapati dua full back yang siap sedia membantu naik ke depan guna memperbanyak menciptakan peluang dalam mencetak gol, akan tetapi sangat rentan merugikan tim ketika mendapat serangan balik.

Wall pass membongkar pertahanan yang jadi ciri permainan Arema musim ini tak bisa dimunculkan dengan baik di pertandingan kali ini, Gonzales yang menjadi tembok pemantul pun lebih banyak terjebak offside, tujuh kali terperangkap jebakan pertahanan tinggi Hanoi.

Sedikit bisa dicermati, walau permainan Arema mengandalkan bola pendek satu dua, namun sebenarnya hanya pemantulan bola saja dan tidak dikombinasikan dengan off the ball position yang cair. Sejatinya ini cukup mengakar di persepakbolaan Indonesia selama ini. Pergerakan tanpa bola yang sangat minim juga menjadi sebab kurang terciptanya peluang emas di muka gawang Hanoi.

Hanya beberapa pemain dari Arema yang mengerti akan hal ini, salah satunya berhasil membuahkan tendangan penalti bagi Arema ketika Beto mendapat umpan terobosan yang berhasil ia kuasai dengan mendribel sampai masuk ke kotak pertahanan Hanoi, bola yangg sejatinya akan dikirim menjadi umpan silang malah mengenai tangan pemain Hanoi.

Dan beruntung sepakan 12 pas Gonzales masih mampu masuk ke gawang walau kiper N.V Cong sudah benar menebak arah bola dan tubuhnya sempat mengenai bola.

Gambar di bawah ini menjelaskan bagaimana gol pertama untuk hanoi tercipta ketika Arema masih dalam transisi menyerang, B.V Hieu yang berada di pinggir lapangan sebenarnya adalah pemain tengah, pergerakanya saat bertahan membendung serangan Arema yang dilancarkan oleh Gatheussi dan Samsul di sisi lapangan akan segara merapat membentuk pressing dengan bek sayap bernomer punggung 22 hanoi serta di bantu oleh N.V. Nguyet yang aktif turun kebelakang.

Celakanya, belum sampai masuk areal final third Hanoi, bola yang notabene dibawa untuk menyerang malah berhasil dikuasai oleh B.V Hieu dan segera mengirim umpan ke N.V. Nguyet. Terlihat pemain bernomer punggung 10 Hanoi ini tanpa kawalan berarti, karena memang seperti dikatakan tadi, Arema sedang dalam transisi menyerang. Sukadana lebih banyak sejajar dengan Bustomi karena memang diinstruksikan lebih untuk membangun penyerangan, ketidakadaan gelandang bertahan memaksa Purwaka berlari meninggalkan posnya untuk melakukan penjagaan pada N.V. Nguyet , eksploitasi kekosongan antara lini belakang dengan gelandang inilah yang dimaksud diawal tadi.
Bola hasil umpan B.V. Hieu pada N.V. Nguyet dipantulkan kembali ke Hieu yang bersiap mengumpan ke area kosong yang ditinggalkan Purwaka.

Seharusnya kekosongan pos Purwaka ini dicover oleh Sukadana, yang sudah tampak berlari. Namun pemain asal Bali ini terkecoh dengan pergerakan kombinasi dua pemain Hanoi ini, bukanya berlari menutup kekosongan pos malah berlari mendekati bola hasil pantulan Nguyet dan berharap bisa merebutnya.

Dan seketika perhatian 3 pemain arema sekaligus terpusat ke bola pantulan tadi, Gatheussi gagal menghentikan bola dari kaki B.V. Hieu, Sukadana tidak membaca permainan dengan baik dan Purwaka mengendorkan penjagaan pada N.V. Nguyet yang dimanfaatkan dengan berlarinya menyongsong umpan terobosan yang dikirim lagi oleh Hieu. Terlihat seperti gambar dibawah ini.
Disinilah terlihat keunggulan taktik Hanoi yang mengedepankan kecepatan, passing pendek dan pergerakan tanpa bola yang cukup baik. Bagaimana hanya dengan dua orang pemain bisa membongkar pertahanan Arema yang coba digalang oleh Purwaka, Sukadana, dan Gatheussi.

Tercatat kedua pemain Hanoi ini melakukan 3 passing datar dan 1 through pass dalam serangan kali ini yang dimulai dari garis tengah lapangan. Tanpa gangguan N.V. Nguyen berlari mendribel bola menusuk ke jantung pertahanan Arema yg sudah keropos, bukanya melakukan shoot N.V. Nguyen melakukan cut back yang disambut tendangan oleh B.V Hieu yang menatap mistar dan kemelutpun terjadi, tanpa babibu Gonzalo Morronkle melepaskan tendangan yang menyudahi kemelut didepan gawang dengan sebuah goal mendatar ke sisi kanan Kurnia Meiga.

Gol kedua Hanoi melalui titik Putih, sebelum terjadi pelanggaran Igbonefo pada N.V. Nguyet hampir sama prosesnya namun sekarang berada di sisi kanan Arema yang dikawal oleh Beny.

Kolektivitas tim Hanoi kali ini lebih ditunjukan melalui permainan umpan pendek dikombinasi dengan pergerakan tanpa bola yang cukup terlatih, kali ini yang melakukan penetrasi adalah fullback kiri N.H. Tien (14) kemudian melakukan wall pas dengan winger P.T. Luong (11), Sukadana melakukan penjagaan pada N.N. Duy (21) yang memang dekat denganya.

Ketika P.T. Luong memang terlihat sedikit menahan bola sebelum melakukan wallpass, Benny yang sudah terlalu maju kedepan sudah kalah lari dengan N.H. Tien dan hasilnya terciptalah ruang untuk melepaskan wallpass pada N.H. Tien. Disaat yang bersamaan N.N. Duy melakukan pergerakan tanpa bola dengan berlari dari penjagaan Sukadana yang perhatianya berpindah kepada bola yg dibawa oleh N.H. Tien. Dan bisa terlihat di gambar yang ada dibawah ini.
Melihat ruang kosong pada N.N. Duy yang sudah berlari di dalam kotak penalti Arema dan lagi-lagi tanpa penjagaan yang ketat, segera saja umpan cut back dikirimkan ke pemain asli Vietnam berusia 27 tahun ini.

Sambaran umpan cut back tadi tidak menemui sasaran, bahkan jauh dari gawang Arema tapi bola liar tadi menggelinding dan lebih dekat dengan B.V. Hieu yang kini bertukar posisi dengan N.V. Nguyet di sisi kanan segera mengambil bola tersebut

Mencoba menciptakan scrimage didepan gawang Arema dengan umpan tarik ke tiang dekat, akhirnya malah menghasilkan pelanggaran yang dilakukan oleh Ugbonefo pada N.V Nguyet.

Giliran Arema mendapat terkena hukuman penalti kali ini, tendangan dieksekusi kapten Hanoi hari itu, dengan dingin bola diceploskan ke gawang Kurnia Meiga kedua kalinya yang tercatat atas nama Gonzalo. Merubah kedudukan menjadi 1-2 untuk Hanoi T&T.

Di babak pertama peluang yang sangat membahayakan gawang Arema juga berangkat dari permainan seperti ini tercatat sedikitnya ada 5 peluang emas tercipta dari skema tersebut, tidak banyak bobolnya gawang Arema juga terbantu dengan penampilan cukup baik yang dipertontonkan Meiga dengan melakukan 4 penyelamatan gemilang.

Selain itu duel udara di depan gawang Arema juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Pasalnya sang raja duel udara Arema selalu kalah jika melakukan duel udara dengan Gonzalo yang memang memiliki fisik lebih besar dan tinggi daripada Igbonefo. Sebenarnya umpan cutback yang jadi andalan Hanoi ini bisa diminimalisir jika ada seorang gelandang bertahan yang lebih dekat dan berada di depan dua centerback Arema.

Hilangnya Secondwind
Kelemahan arema yang muncul dari menit awal tidak direspon cepat oleh sang arsitek, terlihat tidak ada instruksi dari pinggir lapangan sampai babak pertama usai, kemungkinan berharap dengan saling adu taktik daya gedor antar kedua tim masih ingin dilakukan dibabak pertama.

Terlebih Arema juga berhasil melakukan 1 gol balasan dibabak pertama. Tidak maksimalnya Sukadana membuat dirinya ditarik dibabak kedua dan digantikan oleh Hendro. Akhirnya kebutuhan akan seorang gelandang bertahan terpenuhi. Konsekuensinya adalah sedikit menggeser dendi agak ke tengah, lebih memilih menarik Sukadana ketimbang Dendi adalah dengan berharap kemampuan dendi dalam menusuk serta membuka ruang masih lebih baik daripada Sukadana.

Permainan menjadi lebih rapi dibabak kedua ini karena Hendro sukses menjalankan peran di sektor gelandang bertahan, umpan yang dihasilkan juga akurat. Ancaman pun datang dari Dendi kali ini, setelah posisinya digeser agak ketengah Dendi sering berlari membuka ruang untuk meminta bola di area dekat kotak penalti Hanoi, seperti gambar dibawah ini
Gonzales yang menguasai bola sudah dihadang oleh tiga pemain sekaligus, Dendi yang berlari dari lini kedua mendapat sodoran manis yang langsung disepak dengan keras. Sayang bola belum menemui sasaran, bola hasil sepakan meluncur tipis sekali di kanan gawang Hanoi T&T. seperti mendapat angin kedua, Arema terus terusan melancarkan serangan di babak ke dua.

Nafsu untuk menyamakan kedudukan sangat tinggi tapi ntah kenapa gempuran serangan tadi tidak muncul lagi setelah permainan sedikit terhenti oleh cederanya bek muda 20 tahun D.D. Khanh di menit 64.

Masuknya Sunarto sebenarnya berharap pada pergerakan pemain asli Malang yang terkenal jarang di deteksi lawan, memperbanyak pemain yang bisa menciptakan ruang kosong bersama Dendi. Sedangkan pergantian Dendi dengan Irsyad adalah memperbarui tenaga serangan agar lebih bertenaga lagi.

Alih-alih menyamakan kedudukan, Arema malah semakin terbenam lewat gol N.V. Nguyet di menit 89 memanfaatkan umpan lambung dari sisi kanan pertahanan Arema yang sudah terlihat kehilangan gairah, dengan sedikit gerak tipu N.V. Nguyet berhasil mengecoh Igbonefo dan menceploskan bola ke kanan gawang Kurnia Meiga. Kekalahan perdana kali ini tak terhindarkan dan Kesimpulanya adalah Arema terlalu percaya diri dan kalah dalam adu taktik terbuka kali ini.

0 comments:

Post a Comment