Sunday 23 February 2014

Di Negara Tetangga Aremania juga ada


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 13 jam, Arema akhirnya bisa sampai di Malaysia pukul 23:00 malam, skuat Singo Edan menginap di hotel Crystal Crown, Kuala Lumpur. Uniknya, meski saat ini akan bermain di luar negeri, ternyata di Malaysia sudah berkumpul Aremania Malaysia.

Dikutip dari situs resmi, puluhan Aremania langsung memberikan sambutan meriah sesaat ketika skuat Singo Edan sampai di hotel. Bahkan sambutan ini membuat beberapa pemain kaget karena dukungan Aremania sampai menembus batas negara.

"Sangat luar biasanya, Aremania ternyata sampai disini juga," kata Alberto Goncalves dikutip dari laman AremaFC.

Beberapa suporter tidak menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan pemain idola, sehingga kebanyakan dari mereka langsung melakukan foto-foto dengan pemain yang selama ini mereka rindungan kedatangannya di Bumi Malaya.

Sementara itu, mulai kemarin, rombongan Aremania satu persatu sudah memasuki Malaysia, mereka datang dari seluruh penjuru Nusantara dengan tujuan membirukan Stadion Majlis Perbandaran Selayang dalam laga AFC Cup antara tuan rumah Selangor FA melawan Arema.

Arema Kalah Recovery dari Selangor FA


Arema dan Selangor FA akan bertemu di laga perdana Grup F AFC Cup 2014, Selasa (25/02). Tuan rumah Selangor FA yang mewakili Malaysia Super League unggul dalam jeda recovery daripada Arema.

Selangor FA terakhir bermain di ajang MSL pada 15 Februari 2014. Praktis, klub yang bermarkas di Stadion Selayang Municipal Council itu memiliki jeda waktu sepuluh hari sebelum menantang skuat Singo Edan.

Sementara itu, Ahmad Bustomi dkk pada H-4 sebelum duel berlangsung masih berjibaku mengalahkan Barito Putra. Namun hal ini sama sekali tak membuat galau tim pelatih Arema, apalagi dengan pengalaman ketatnya laga pra-musim yang lebih ekstrim.

"Kita akan maksimalkan jeda waktu yang ada untuk recovery pemain sambil terus mempersiapkan strategi," ungkap pelatih Arema, Suharno.

18 punggawa Arema dan para official tim tiba di Selangor, Sabtu (22/02) malam. Minggu (23/02) pagi dan sore tim pelatih sudah mengagendakan latihan ringan untuk anak asuhnya.

Andik Vermansyah : Arema Punya 5 Pemain Asing


Arema di mata Andik Vermansyah merupakan tim yang tak mudah untuk disingkirkan. Winger asli Indonesia milik Selangor FA itu mewaspadai para punggawa asing Arema jelang berduel di laga perdana Grup F AFC Cup 2014, Selasa (25/02).

"Saya akui Arema merupakan tim yang cukup bagus dengan gabungan pemain muda, dan impor yang berkualitas. Ini pasti menjadi pertemuan yang sulit," ungkap Andik kepada koran Malaysia, Berita Harian.

Eks penyerang Persebaya itu mengingatkan teman-teman satu timnya di Selangor FA, bahwa Arema tak hanya memiliki tiga pemain impor. Bagi Andik, dua pemain naturalisasi Arema memiliki kualitas yang sama layaknya pemain asing.

"Victor Igbonefo dan penyerang (naturalisasi dari) Uruguay, Cristian Gonzales adalah pemain inti di Arema," imbuh winger yang pernah menjadi kapten Timnas U-2 ini.

Berbekal segudang pengalamannya di laga internasional, Andik bertekad bersikap profesional menghadapi klub dari negaranya sendiri. Andik akan berusaha sekuat tenaga mempersembahkan kemenangan untuk Selangor FA.

Arema Buta Kekuatan Selangor FA


Jelang menantang Selangor FA di laga perdana AFC Cup 2014, Selasa (25/02), Skuat Arema terus berbenah. Termasuk mencoba memetakan kekuatan tim yang memiliki tradisi yang baik di ajang kelas dua antar klub Asia tersebut.

"Kami untuk sementara ini memang buta kekuatan Selangor FA," ungkap pelatih Arema, Suharno kepada wartawan.

Namun demikian, hal tersebut tak menjadi halangan bagi skuat Singo Edan untuk setidaknya mencuri poin di Stadion Majelis Selayang, Malaysia. Sebab, untuk ajang AFC Cup ini manajemen Arema telah mematok target tinggi lolos ke babak final.

"Seluruh pemain, tim pelatih dan manajemen akan mengupayakan yang terbaik bagi Aremania," ujar pelatih 54 tahun itu menambahkan.

Di ajang AFC Cup 2014 ini Arema tergabung di Grup F. Selain Selangor FA Malaysia, masih ada Hanoi T&T dari Vietnam dan Maziya dari Maladewa.

Gustavo Lopez Jalani MRI


Gustavo Lopez sengaja tak diboyong bersama tim ke Malaysia lantaran cedera pahanya kembali kambuh. Tes Magnetic Resonance Imaging (MRI) pun harus dilakoni playmaker Arema itu di Rumah Sakit Panti Nirmala Malang, Sabtu (22/02).

Menurut keterangan asisten pelatih Arema, Made Pasek yang dilansir dari laman resmi klub aremafc.com, tes itu untuk melihat seberapa serius cedera yang diderita Gustavo. Hal tersebut akan menentukan program selanjutnya yang akan disusun tim pelatih.

"Sementara ini yang kita ketahui Gustavo mengalami cedera otot paha, tapi kita ingin memastikan tidak ada luka robek," tutur asisten pelatih asal Bali tersebut.

"Jika tidak ada luka robek, kemungkinan Gustavo akan ikut latihan Senin sore untuk penguatan otot dengan latihan ringan saja. Tapi bila ada, mungkin dia harus istirahat dulu. Pokokya kita menunggu hasilnya," imbuhnya.

Cedera yang didapat Gustavo di sesi ujicoba lapangan di Palembang (08/02) ini memaksanya absen di dua laga away Arema versus Sriwijaya FC dan Persita Tangerang, serta tak maksimal saat turun sebagai pemain pengganti melawan Barito Putra, Jumat (21/02). Bahkan kali ini pemain Argentina itu melewatkan laga perdana Arema di AFC Cup 2014 melawan Selangor FA (25/02)

Selangor FA Akan Turunkan 4 Asingnya Hadapi Arema


Jelang menghadapi Arema di laga perdana Grup F AFC Cup 2014, Selasa (25/02) dipastikan akan diperkuat tim terbaiknya. Legiun asing asal Indonesia, Andik Vermansyah pun berpeluang menjadi starter di hadapan publik Stadion Selayang Municipal Council.

Menurut keterangan Asisten pelatih Selangor, P Maniam, semua pemain berada dalam kondisi baik dan sehat. Empat pemain asing yang dimiliki Selangor FA, termasuk Andik juga sedang tak ada masalah cedera serius yang mengganggu persiapan tim saat ini.

"Kami rencananya akan menurunkan empat pemain asing kami di pertandingan nanti, karena peraturan memperbolehkan itu," ungkap Maniam kepada suratkabar Malaysia Metro.

Selain Andik Vermansyah, Selangor FA musim ini diperkuat tiga pemain asing lain, yaitu Paulo Rangel, Steve Pantelidis, dan Junior Aparecidom. Kehadiran Rangel di lini serang patut diwaspadai Arema, karena tukang gedor asli Brasil ini sudah mengoleksi lima gol di ajang domestik.

"Kehadiran kembali tiga pemain yang menjalani latihan bersama timnas Malaysia, kapten tim Bunyamin Omar, Farizal Marlias, serta S Kunalan pasti akan menambah kekuatan tim," pungkasnya.

Saturday 22 February 2014

Intermezzo : Mau Dibawa Kemana Klub Sepakbola Kita?


Aremania Adalah Aset Yang Harus Bisa Membuat Klub Arema Besar (Foto: Abi Yazid)
Aremania Adalah Aset Yang Harus Bisa Membuat Klub Arema Besar (Foto: Abi Yazid)

Wearemania.net - Tanpa bermaksud menghakimi upaya keras dari manajemen PT Arema Indonesia selama ini, kita dapat juga membayangkan bagaimana kurang maksimalnya roda bisnis klub dalam mengintensifkan revenue (pemasukan) yang bersumber dari adanya dukungan penonton yang melimpah. Fokus pemasukan Arema sejauh ini baru bersumber dari :
  1. Tiket penonton
  2. Sponsor
  3. Merchandise(Hangtag Produk berlogo Arema, jersey, dll)
  4. Sumbangsih pihak ketiga, dsb.
Prosentase yang terbesar memang masih bersumber dari penonton/suporter, namun jumlah tersebut masih belum maksimal jika dilihat dari besaran revenue yang mengalami penurunan dalam 2 musim terakhir. Hal yang paling dirasakan tentu saja menurunnya pendapatan dari sektor tiket penonton. Jumlah penonton mengalami penurunan lebih dari 25 persen musim lalu, prosentase kemungkinan akan terjadi hal yang serupa pada akhir musim ini sangatlah besar.
Kekurangan pendapatan tentu berakibat pada macetnya peluang klub untuk mewujudkan visinya. Sebagai klub yang tidak mendapatkan dana hibah berupa APBD selama bertahun-tahun Arema dituntut untuk mandiri dan survive. Tentu kata survive disini merujuk pada kemampuan Arema untuk bertahan dari keterpurukan finansial yang melanda Arema sejak beralihnya pengelolaan Arema dari Bentoel Group media 2009 lalu.
Tentu kinerja manajemen Arema masih banyak kekurangan. Lewat otokritik, semangat membangun, transparansi serta niatan memperbaiki diri semoga target yang menjadi acuan selama ini dapat terpenuhi. Minimum Arema mampu mengakhiri musim tanpa meninggalkan beban finansial. Jika sudah demikian tinggal memikirkan bagaimana melangkahkan kaki dari tahap bertahan menjadi berkembang.
Kita tentu sudah menyaksikan bagaimana industri sepakbola di beberapa negara Asia mulai berkembang pesat. Virus globalisasi yang menyebar dari daratan Eropa telah mengilhami beberapa negara di Asia untuk berbuat serupa. Jepang yang dulu kompetisi sepakbolanya terlahir dengan melakukan studi ke negara lain seperti Galatama di Indonesia kini jauh meninggalkan Indonesia dari perkembangan industri sepakbolanya.
Jepang memiliki J-League yang tumbuh menjadi kompetisi sepakbola terbesar di Asia. Gemerlap J-League acapkali membuat pecinta sepakbola Indonesia iri. Kompetisi yang profesional dan masuk dalam kompetisi sepakbola kelas 'A' AFC sejalan dengan perputaran ekonomi yang terus berkembang. Dalam rilis AFC berjudul General Assessment Report, rata-rata pendapatan komersial klub-klub J-League mencapai 3,3Miliar yen(hampir 392 Miliar rupiah) untuk tahun 2009 lalu.
Disaat yang sama pendapatan bisnis klub-klub di Indonesia menempati urutan ke-10 dengan perolehan sekitar $1,8juta dolar(sekitar 16,9Miliar rupiah dengan memakai kurs saat ini). Itupun dengan catatan apakah pendapatan klub dari sektor APBD 'dimasukkan' sebagai pendapatan komersial atau tidak. Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2009 lalu sebagian besar klub sepakbola di Liga Super Indonesia memakai dana APBD dengan hanya menyisakan Arema dan Pelita Jaya sebagai klub swasta yang mandiri.
Bagaimana klub J-League mampu survive di tengah persaingan yang ketat menarik perhatian saya. Urawa Reds Diamonds, klub juara AFC Champions League 2007 memberikan publikasi dalam laporan keuangan untuk tahun finansial 2004-2008. Dalam laporan tersebut tercantum transparansi sebuah klub dalam mengelola keuangan secara profesional dan kapabel.
Urawa Reds Diamonds membagi pendapatan operasional berdasarkan lima kategori:
  1. Tiket pertandingan
  2. Komersial Iklan(termasuk hak siar)
  3. Penjualan barang(merchandise, dsb)
  4. Distribusi dari pengelola kompetisi(share kompetisi, dsb. Prize Money tidak termasuk dalam point ini)
  5. Pendapatan lain(Prize Money, matchfee dari pertandingan ujicoba, dan pendapatan lainnya )
Sedangkan pengeluaran klub dibagi menjadi beberapa macam meliputi pengeluaran operasional untuk keperluan tim(pemain dan pelatih), kantor beserta karyawannya serta pengeluaran untuk menjalankan administrasi klub.
Dari pengelolaan secara profesional tersebut, Urawa Reds Diamonds memiliki neraca keuangan positif di setiap tahun anggaran yang dilaporkan kepada publik(2004-2008). Keuntungan pada tahun anggaran 2004 mencapai 62juta yen, tahun 2005 sebesar 357juta yen, 2006 203juta yen, 2007 220juta yen, dan 2008 sebesar 33juta yen.
Sekalipun keuntungan ini akhirnya dipotong pajak mengikuti aturan undang-undang setempat, terkecuali pada tahun 2004, Urawa Reds Diamonds masih mendapat keuntungan bersih puluhan juta yen setiap tahunnya(selengkapnya lihat grafis).
Unit:millions of yen
 2004FY2005FY2006FY2007FY2008FY
Operating income5,5595,8047,0787,9647,090
 Gate receipts1,9581,9492,5313,0082,866
Advertising income1,3511,6602,2882,3842,373
Sale of goods1,0868411,2531,2461,014
Distribution from J. League445333363391339
Others7191,021643935498
Business costs5,4975,4476,8557,7437,057
 Operating costs5,0034,9846,2627,1156,330
 Administration costs1,9732,0282,9763,3023,180
Team administration costs3,0302,9563,2683,8133,149
[portion of this for remuneration
of players, manager & coaching staff]
[2,191][2,342][2,499][2,841][2,405]
General administration costs494463593627727
Operating profit6235722322033
Pretax profit5637125223520
Net profit this term01671556223
*Settlement for 10 months only in 2005FY due to change of accounting year from March to January
*Loss recovery insurance contracts sealed through 2004FY
*Figures for gate receipts straddle different seasons through 2004FY and do not correspond perfectly to the season of each year.
*Prize money not included in J. League distributions. Prize money, playing and other appearance fees etc. are included under 'Others'
Financial status of club
Unit:millions of yen
 2004FY2005FY2006FY2007FY2008FY
Total assets2,5042,4212,2402,2622,116
Total liabilities2,3442,0931,7581,7171,548
Net assets160327483544568
Capital160160160160160
*As of the end of March through 2004FY; the end of January thereafter
Meski tren pendapatan Urawa Reds Diamonds sempat mengalami penurunan di tahun 2008 lalu, namun tetap tidak menafikan fakta bahwa pengelolaan klub yang berhome base di Stadion Saitama tersebut jauh mengungguli pengelolaan klub sepakbola di Indonesia.
Menurut Mr. Sonta Hoji, Salah Satu direktur J-League, anggota komite internasional JFA(Asosiasi Sepakbola Jepang), ada 4 faktor utama dalam kesuksesan J-League beserta klubnya:
  1. Klub berbasis komunitas
  2. Manajemen kompetisi yang berfokus pada pembangunan berkesinambungan
  3. Sistem piramida terstruktur untuk mengarahkan klub beserta bakatnya hingga ke tingakt internasional
  4. Jaringan suporter yang efisien dan terorganisir, yang terdiri dari warga lokal yang bertindak sebagai suporter dan relawan, kota(pemerintah kota) bertanggung jawab terhadap pengembangan stadion(homebase) serta pebisnis lokal sebagai sponsor.
Tahun ini J-League berusia 20 tahun, namun tidak menghalangi mereka untuk terus maju di tengah kondisi mereka yang terbilang unggul dari seluruh anggota AFC. Visi One Hundred Year Vision didengungkan untuk menjawab tantangan kedepan. J-League memelihara budaya baru yang berakar dari klub yang berbasis komunitas. Tentang visi untuk membangun budaya baru ini sudah terpampang dalam situs J-League sendiri.

Konsep Pengelolaan Klub Di Liga-Liga Eropa :

Setahun lalu gagasan untuk membentuk Arema sebagai klub yang berbasis komunitas sudah tercetus, diskusi publik baik online dan offline sudah dijalankan, perwakilan manajemen Arema sudah menyatakan sikap keterbukaannya namun sayang realisasinya terbentur beberapa hal terkait kondisi internal Arema yang tidak sehat, hingga lahirlah konflik didalam klub yang belum padam baranya hingga sekarang.
Di lain pihak manajemen Arema sebenarnya sudah memiliki rencana untuk mengembangkan klub. Namun sebelum rencana ini terekspos ke publik, masih terbentur dengan sejumlah kendala yang menghadang.
Alhasil rencana ini tidak dapat direalisasikan. Terlebih kondisi sepakbola Indonesia masih menunjukkan tanda kemuramannya.
Seyogyanya kita tidak terpuruk dalam keadaan. Singa yang menjadi perlambang klub kebanggaan Aremania tidak boleh terlelap dalam tidur panjangnya. Jika perlu bangunkan sebelum fajar terbit di ufuk timur! Selagi klub-klub sepakbola lain di Indonesia sedang terlelap dalam pertarungan panjang para elit penguasa, hendaknya tidaklah habis energi kita untuk dihabiskan dalam problematika ini.
Arema sebagai entitas klub sepakbola mandiri bukanlah satu-satunya klub yang mengalami problem klasik berupa keterbatasan finansial. Diluar Arema masih ada sederet klub ternama lain yang menghadapi masalah serupa dan belum menemukan solusi tepat untuk mengatasinya. Pada pertemuan tanggal 28 Mei lalu APPI(Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) mengumumkan belasan klub dari dua kompetisi teratas di Indonesia(ISL dan IPL) yang menunggak gaji kepada pemainnya.
Kita tidak bisa terus membiarkan telur bencana ini menetas didalam Arema. Sepakbola Indonesia telah tertinggal begitu jauh dari Jepang, meski di tahun 80an, justru mereka(Jepang-red) yang belajar mengenai pengelolaan klub sepakbola yang profesional dari Indonesia. Yang lebih mencengangkan, mereka belajar dari Galatama ketika masih berstatus sebagai kompetisi semiprofesional. Belum 100% profesional. Namun dalam rentang waktu tidak sampai 20 tahun sejak J-League berdiri di tahun 1992, ketika sepakbola Indonesia masih merangkak, J-League sudah berlari menjauh di depan.
Kita juga menyaksikan pula klub-klub Thai Premier League(TPL) yang kompetisinya digulirkan setahun lebih lambat dibandingkan kompetisi sepakbola profesional sekelas ISL di Indonesia telah menunjukkan perkembangan signifikan. Beberapa klub sepakbola di Thailand memiliki konsep dan realisasi strategis untuk mengembangkan klub secara profesional.
Klub-klub seperti Songkhla FcBuriram United maupun Muangthong United melakukan ekspansi ekonomi secara cepat dengan dukungan para suporternya. Untuk mendukung kegiatan ekonomi klub dibangunlah stadion, yang meski secara kapasitas masih dibawah stadion Kanjuruhan ataupun Gajayana di Malang. Namun keistimewaannya stadion itu dimiliki dan dikelola oleh mereka sendiri. Tak lupa, untuk menambah pundi keuangan klub beberapa stadion tersebut dibranding namanya dan menghasilkan dana sebesar ratusan juta baht(1 baht senilai dengan 298 rupiah untuk kurs sekarang ini).
Pendapatan klub Thai Division 1 League(Setingkat dibawah TPL) musim 2011. Tribute : http://www.phuketgazette.net
Daya tarik sepakbola Thailand mungkin belum sebesar yang ada di Indonesia. Rata-rata jumlah penonton TPL masih sekitar separuh dibandingkan rata-rata penonton yang ada di ISL. Meski begitu pendapatan sponsor klub-klub TPL cukup tinggi sekitar 10-30juta baht(3-9 miliar rupiah) setiap tahunnya, masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang didapat oleh Arema musim ini. Pendapatan lain juga belum dihitung terkait dengan penjualan merchandise. Untuk klub seperti Muangthong United dapat memperoleh revenue sebesar 1 juta baht setiap pertandingannya secara bruto.
Dengan pendapatan yang besar tentu tidak sulit untuk mengatur klub agar tetap dalam kondisi untung. Begitu juga dengan beberapa klub TPL. Biaya operasional beberapa klub papan atas TPL masih lebih kecil dibandingkan klub sepakbola di Indonesia. Kebutuhan gaji untuk pemain bintang rata-rata tidak lebih dari 200ribu baht(60juta rupiah) perbulan. Menarik sekali jika melihat pendapatan per kapita masyarakat Thailand justru lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
Masih banyak yang perlu dibenahi dalam sepakbola Indonesia, tidak terkecuali Arema. Tidak ada kejelasan dan kepastian, mau dibawa kemana muara konflik sepakbola nasional yang tak kunjung selesai. Kita tentu dapat menangkap kekhawatiran para petinggi klub mengenai kegagalan menunaikan kewajiban secara tepat waktu. Itulah yang secara kasat mata dapat kita rasakan pada saat ini. Tentu tidak elok jika kekhawatiran ini bersifat menahun akibat tidak ada kepedulian dan perbaikan menuju perwujudan kompetisi sepakbola yang stabil dan terkelola secara profesional.
Kita tidak memungkiri bahwa perkuatan ekonomi dan kapitalisasi klub bergantung kepada klub itu sendiri. Artinya dibutuhkan SDM yang berkualitas, konsep yang meliputi rencana strategis untuk mengembangkan klub, payung hukum berupa aturan internal klub hingga dukungan para suporternya. Namun tanpa adanya faktor eksternal berupa kompetisi sepakbola yang stabil dan sehat, upaya dan langkah strategis yang dilakukan oleh klub akan terbentur dinding tebal.
Hari ini kita melihat dan merasakan sekian klub sepakbola tanah air yang bernafas kembang kempis, sebagian lagi laksana hidup segan mati tak mau, bahkan yang lebih tragis sudah ada klub yang tidak mampu lagi melanjutkan perjuangannya.
Lantas apa artinya semua konflik yang terjadi dalam sepakbola nasional jika tidak mampu memperhatikan nasib para anggotanya? Mereka bukan lagi membutuhkan guyuran air segar pelepas dahaga dalam bentuk modal yang besar, namun kebutuhan akan kail dan umpan memancing ikan besar yang akan menyokong kehidupan ekonomi klub dalam jangka panjang. Semoga para elit sepakbola tanah air sadar untuk tidak berlama-lama berkubang dalam lumpur konflik.

Obsesi dan Mimpi seorang Harie Pandiono


Harie Pandiono Di Gurun
Harie Pandiono Di Gurun

Wearemania.net - Aremania harus dikenal di seluruh Dunia dan di 'respect' oleh supporter lawan. Jadi contoh supporter Asia dan Dunia bahwa kita bertingkah laku sopan namun tetap disegani. Jangan berorientasi Indonesia, harus sudah menjelajah Asia, Eropa, dan penjuru Dunia
Begitulah obsesi seorang Harie Pandiono Paimin, seorang Aremania yang lahir 29 Juni 1964 perantauan yang telah malang melintang diberbagai negara dan benua. Dengan setianya selalu ditemani sebuah bendera Arema Indonesia sebagai simbol sebuah loyalitas dan kecintaan kepada klub berlambang Singa.
Tak mau kehilangan momen even sebuah kejuaraan bola dunia,dia akan selalu hadir ditengah penonton stadion hanya untuk Menekankan bahwa Kami Arema dengan Aremanianya ada dimana-mana.
Negara yang pernah dikunjungi :
  1. USA (Los Angeles, Denver, New York, Reno Nevada)
  2. Australia (Perth, Adelaide, Sydney)
  3. Canada (Toronto Niagara Fall)
  4. Malaysia (Tower Petronas)
  5. Africa (South Africa, DRC Congo, Mauritania, Maroko, Sahara Desert)
  6. Eropa (Madrid Spanyol, Munich Jerman)
  7. Dubai
Jika Sam Harie diminta bercerita tentang perjalanan 'misi sucinya' bisa semalaman dan akan menghabiskan bergelas-gelas kopi. Suka duka disetiap perjuangannya pasti membuat iri Aremania dimana saja. Dia akan selalu update dimanapun dia berada dan berbagi cerita kesemua Aremania biasanya melalui milis Arema yahoogroups. Dan akan selalu menceritakan bagaimana kecintaannya kepada Arema Indonesia kepada suporter yang ia temuin.
Posting ini tentang sebagian tulisan sam Harie yang diposting di Milis Arema yahoogroups, saat akan berangkat ke Munich dan sempat semeja dengan crew Aremasenayan.com saat nonton bareng Arema Indonesia vs Mitra Kukar , 17 Mei 2012. Tak lepas andil dari sam Deddy dan Korwil This Is Arema akhirnya sam Harie dapat mengibarkan bendera Arema di Munich saat Final Liga Champions 2012.
Pembuatan bendera oleh Korwil This is Arema
Bersama Aremasenyandotcom

Chapter Keberangkatan

Setelah Africa (World Cup 2010) kita hentakan Madrid, Santiago Bernabeu, Kukibarkan di Canada, Paris saatnya tiba UEFA Champions League Arema road to Munich (Jerman) 19 Mei 2012, next Kiev (Ukraina) UEFA EURO 2012 1 Juli dan FIFA World Cup Club 2013 di Maroko Casablanca, terakhir FIFA World Cup 2014 di Brasil.
Terima kasih atas bantuan dulur Aremania Malang, Korwil This Is Arema, Arema Senayan, Aremania Indonesia, Aremania Bunderan HI dan sekitarnya dan Aremania Sejagat Raya. Dengan semangat SATU JIWA kita getarkan EROPA. Satukan Jiwa kalian jangan terpecah belah AREMA terus berkreasi menebarkan SALAM SATU JIWA ke lima benua.
Kita tantang nyali Arema Indonesia FC untuk bisa berprestasi lebih tinggi mengikuti jejak Aremania Indonesia yang sudah melangkah menjadi World Class Supporter. Arema IndonesiaFC jangan hanya menjadi Juara AFC (Asian Football Champions) tapi harus bisa masuk Piala Dunia antar club tahun depan, Aremania sudah menunggumu dengan modal sendiri.
Bendera ini dikirab dari Dinoyo Malang, ke Cengkareng kemarin, dikibarkan di Senayan, Bunderan HI, dibawa ke Jerman via Dubai 18 Mei 2012 berangkat jam 00:45 dari Soetta.
Semalam diBundaran HI
Saat singgah di Senayan

Next Chapter

Wilkomen Allianz Stadium
Cerita ini ditulis dari Emirates A380 dari Munich menuju 'negara lain' yang akan dikibari bendera Arema dan Salam Satu Jiwa. Tiap perjalanan membawa makna lebih termotivasi berkreasi dan berinovasi agar Aremania mejadi diri sendiri.
Begitu mahalnya tiket
Perjalanan Munich membuatkan lebih sabar, ikhlas, mendekatkan diri dengan Tuhan serta memahami arti perbedaan. Perjalanan ini memotivasi hidup lebih sportif lebih beriman bertaqwa lebih keras kerja dan tetap sejat agar bisa ke Brasil 2014.
Di Munich, ada tiga kata penting misi EURO Final 2012
  1. Respect oponent
  2. Respect perbedaan (diversity)
  3. Respect the game (pertandingan).
Buat Supporter Indonesia silahkan dimaknai lebih luas arti 3 Respect tersebut.
Bersama suporter Bayern Munchen
Satu hal yang penting dari 5 tahun terakhir mengunjungi 5 Benua sejatinya adalah
  1. Aremania, Jakmania atau supporter Indonesia lainya tak kalah dengan Supporter Bayern Munich dilihat dari kreasi dan spanduk di Munich tidak ada spanduk 32.5 m karena itu ketika benderaku coba digeber didalam cepet2 didatangi Polizie dan dianggap bisa menimbulkan ketidak nyamanan. Dan saya harus respect panitia.
  2. Tidak ada gerakan-gerakan nyanyian baik di Munich atau Madrid. Disana tak ada dirigent yamg menuntun. Di Affrica gerakannya spontan karena tarian tradisionalnya.
  3. Tidak ada kembang api di EURO maupun World Cup. Dalam Final liga Champions di Munich menyalakan kembang api simple ditangkap dan masuk penjara (respect aturan pertandingan).
  4. Di Munich, Madrid, dan Adelaide Australia, mereka menerima perbedaan tanpa harus adu otot, semua diterima dengan sportif. Menghindari kekerasan dalam tiap perbedaan penting untuk menjaga nilai2 sepak bola itu sendiri. Di Munich jangankan adu otot, supporter Bayern yang mabuk mengolok-olok dengan kata2 kasar langsung ditangkap polisi. Di kereta bawah tanah dua supporter bertemu baik setelah pertandingan maupun sebelum (saya punya rekamananya) setelah pertandingan supporter bayern menerima/diam apapun ejekan tanpa ada kekerasan karena mereka menyadari memang kalah. Sebelum pertandingan saya melihat kedua supporter saling bersahut2an menyanyi meskipun supporter Chelsea jelas kalah banyak 1 100.
Didepan Banner Final Liga Champions 2012
Welcome to Final kata UEFA President Michael Platini, maknyanya lebih penting beliau bilang "I believe that both finalists, inspired by the chanche to lift a trophy that has been held aloft by some of the greatest players in the history of the game, will give us a final to remember. I hope that everyone : players, officials and supporters enjoys the game". Penting dimaknai 'enjoy the game' siapapun yang menang kita perlu bergembira dalam menikmati dengan pertandingan ini.
Dari pandanganku menonton pertandingan di Eropa, World Cup, banyak inspirasi untuk teman-teman supporter di Indonesia bagaimana menghormati perbedaan. Sudah bukan saatnya kita adu kekerasan karena sepakbola adalah industri. Kalau kita ingin maju dan bisa bersaing dengan Milan, Madrid, atau Klub dari Jepang (Urawa) harus mulai melatih mental menjadi World Class Football Supporter dari saat ini apabila kita tidak mau tertinggal lebih jauh. Kita tidak boleh kalah dengan club TP Mazembe dari DRC Congo negara dunia ketiga yang miskin dimana tidak ada kompetisi dinegaranya namun tahun lalu mampu masuk final di FIFA WOrld Club di Abu Dabhi dan kalah dari Inter Milan (ITalia).
Didepan stadion Allianz
Bendera ini akan terus dikibarkan dan semangat Salam Satu Jiwa akan terus menggema diseluruh dunia demi majunya sepak bola Indonesia
Pesan untuk Aremania : Jadilah supporter level dunia setingkat Madrid, barcelona, Milan, Manchester dsb, yang penting: Respect Opponent, Respect the game, Respect diversity.Saya yakin pada akhir Arema FC akan berlaga di World Cup Club tingkat dunia entah 5 10 tahun mendatang. Setidaknya kita memotivasi AREMA FC agar mereka tidak hanya menang dan juara di Indonesia tapi harus ke level lebih tinggi AFC atau World Cup mengikuti jejak Aremania
Salam Satu Jiwa

Menang Banyak Tapi Kalah Kompak

Masuk stadion, nawak Aremania yang datang ke Solo jelas lebih banyak dibandingkan dengan Jakmania. Bahkan bisa dibilang Manahan serasa kandang Arema. Sayang di Solo tidak biru, kalah oren dengan Jakmania. Di sisi lain campuran biru, putih, hitam ada di tribun Aremania yang menguasai 75 persen tribun.
Jujur, ayas kemarin takjub melihat tribun Jakmania bisa oren secara full. Sementara Aremania campur warnanya seperti penonton sepakbola tahun 1980an. Arema seperti kembali ke jaman Aremania Fans Club dulu, sudah tidak biru, jarang nyanyi, dan banyak yang jadi penonton.
Yang lucu, Aremania yang datang dengan komunitasnya masing-masing membawa bass drum sendiri-sendiri, "Ini akan mendukung Arema atau rebutan eksis di stadion seh rek?" begitu batin ayas.
Krativitas memang bagus, tetapi lihat tribun kanan atau kiri. Kebetulan ayas kemarin di tirbun timur, dimana dengan jelas dua kelompok Aremania bernyanyi dengan berbeda lagu. Ayas kasian dengan julez yang terlihat sumpek karena banyak Aremania yang duduk dan tidak menyanyi plus kesulitan pas menggabungkan nyanyian. Memang benar Aremania menang banyak, namun kalah kompak dengan Jakmania karena mereka yang ditribun utara sangat kompak bernyanyi.
The Jakmania
Yang membikin sedih lagi, nawak-nawak sama-sama terdiam ketika Arema kebobolan, padahal di saat itu Arema membutuhkan dukungan. Yang ironis mereka justru menyanyikan lagu-lagu bonek jancok plus gembel dll. Yang tentu saja tidak ada pemain Persija yang terintimidasi.
Di sisi lain, koor The Jak yang menekan pemain Arema terlihat kentara dengan lagu-lagu yang dinyanyikan. Mereka nampak sudah bisa #profesional90menit di tribun.
Karena itu, setiba dari Solo ayas sendiri punya uneg-uneg
  1. Ketika menonton Arema, pakailah atribut serba biru ker, apa nawak-nawak tidak kangen dengan presure Arema jaman dahulu.
  2. Niati mendukung Arema, memberikan support dengan nyanyian untuk meruntuhkan mental lawan. Lagu-lagu misuhi bonek sudah tidak efektif menekan lawan.
  3. Bass drum yang dibawa kelompok Aremania kalau bisa disatukan, masak di tribun selatan kemarin ada banyak bass drum yang berpencar yang tidak kompak sesama Aremania.
  4. Jangan marah kalau menonton tertutup bendera, kalau ingin nyaman, gak mau bernyanyi dan santai, liat saja di VIP atau TV.

Suporter Profesional 90 Menit, Iso a Ker?

Tulisan ini menggunakan bahasa Jawa-Malang, yang inti tulisannya adalah kita tidak perlu sungkan meneror pemain Persija, Persela, Deltras dll karena mereka adalah pemain yang akan mengalahkan tim kita. Tanpa perlu sungkan dengan suporternya sebab yang kita teror bukan suporter melainkan pemain. Bukankah tugas kita adalah mensuport tim. Usai pertandingan, kita akan berkawan dengan siapa saja. Pemain saja bisa menjadi teman di luar lapangan dan berduel mati-matian dengan temannya itu seperti tidak saling kenal. Pertanyaannya, bisakah kita membantu pemain kesayangan kita untuk menaikkan moralnnya dan menjatuhkan lawannya. Simak uraian lengkapnya...
#profesional90menit, intine sih suporter yo kudu osi profesional, ga mek pemain thok.. :). Iki soale Ayas risih krungu lagu "bonek jancok, viking anjing", padahal sing dilawan guduk Persebaya / Persib. Opo maneh pas laga lawan Persija, ono lagu "Persija Arema kita sodara", otomatis pemain Persija kadit terintimidasi. Sejujurnya Ayas kangen lagu-lagu Aremania mbiyen, koyo' "keras...keras, Arema keras!", iku wes jarang krungu saiki. Aremania saiki lebih sering nyanyi "bonek jancok, viking anjing", pertanyaan-e ono bonek/viking ndek stadion a?
Misale laga vs Persebaya / vs Persib gapopo sih.. Lha lek sing niam pas vs Persija / vs Deltras? Neror sopo rek? Ayas rikip pemain-e Persija, Deltras, dll. gak bakal tertekan lek lagune "bonek jancok, viking anjing". Malah ono kemungkinan Arif Ariyanto (Arema #9) sing bakal merasa tertekan, mengingat pemain iku dibesarkan Persebaya. Sementara pemain tim lawan yo santai ae, lha sing diteror ambek Aremania iku Bon-Vik, guduk pemain/klub sing lagi niam.
Padahal ndek Gajayana biyen, sing diteror Aremania iku pemain & tim lawan sing niam ndek lapangan, guduk suporter lho. Ayas eling, mbiyen pas lawan Persija, lagu-lagu koyo' "Persijancok dibunuh saja" mesti terdengar teko' seluruh tribun. Kamsud-e ayas iki guduk ngadu Aremania ambek Jakmania lho yo, eling sing diteror iku klub lawan, guduk suporter lawan. Cekno Kanjuruhan dadi "neraka" gae lawan. Koyo Gajayana biyen. Arema jago kandang soale ono Aremania sing ngrewangi.
Teror Aremania iku efektif gae menjatuhkan mental pemain lawan, mirip Arema vs Persib wingi, Marcio nganti g iso opo-opo. Lha lek lawane guduk Persebaya/Persib, nyanyine sek "bonek jancok, viking anjing", yo ga ono sing terintimidasi rek. Lagu motivasi gae Arema yo wis jarang krungu, paling-paling lagu "salam satu jiwa" thok sing sering dinyanyi'no ndek tribun. Padahal, biyen Aremania wani ngarani pemain-e sing niam elek, conto-e lagu "Kuncoro licik..Kuncoro licik." Pemain Arema sing di-ilokno ambek Aremania bakal termotivasi gae main apik, bakal isin di-ilokno Aremania sak stadion. Makane biyen ono istilah "lek ga kuat mental ditekan Aremania, ga bakal cocok main ndek Arema."
Lagu motivasi biyen yo ono "ebes...ebes", tujuane nipu pemain Arema cekno dikiro ono Ebes Sugiyono ndek tribun. Gara-gara lagu iku, pemain Arema dadi trengginas, soale "wani kelangan sikil timbangane kelangan rai ndek ngarepe ebes." Terus lagu "keras..keras, Arema keras" iku yo osi ngangkat motivasi pemain cekno niam keras, permainan khas arek Malang. Sing paling jarang yo lagu-lagu neror tim lawan, opo maneh lek lawane Persija/Deltras, ga ono lagu neror pemain 2 tim iku. Pas Arema vs Persija, Aremania & Jakmania nyanyi "bonek jancok, viking anjing". Padahal ga ono Bon-Vik ndek stadion. Siapapun yg di atas lapangan hijau = MUSUH | Saudara hanya utk yg di TRIBUN !!
Seng sering lagu gembel-gembel ganok penyemangate blas, jare pemain yo ngono. Terus opo gunae dadi suporter lek ga berusaha menaikkan mental pemain tim kesayangan & menjatuhkan mental pemain lawan. Ga usah dinyanyi'no lho asu-asu iku yo wes eruh.. Opo maneh TV mesti nyensor, guwak-guwak tenogo ae. Kabeh Aremania = Anti Kenob.Tp percuma lek di pisuhi dek stadion. Mending lek ketemu langsung dilokop ae.
Wildansyah - Arema
Pemain Yang Saling Jegal 90 Menit, Salin Hadang, Dan Saling Hantam Bisa Menjadi Teman Usai pertandingan (Foto: Arpy Aje)
Masio seduluran, ayas rikip dalam 90 mnt posisi-ne dadi musuh, profesional membela tim-e dewe & mengintimidasi tim lawan. Ga ono sungkan, pakewuh, or rasa ga enak. Di luar 90 menit posisi seduluran, tapi di dalam 90 menit, posisi dadi musuh. Persija, Bambang Pamungkas, Rahmat Affandi, dll kudu dadi cercaan Aremania sesuk tanggal 6 Mei ndek Manahan. Jakmania, selama 90 menit pada 6 Mei 2012 ndek njero Manahan iku lawan rek, tapi ndek njobo stadion tetep sedulur. Moso' ga ngregani perjuangan pemain Arema sing berusaha profesional ndek lapangan, mereka berjuang rek, ayo direwangi!
Mbiyen pas team lawan ublem kandang singo pelatih-pelatih e musuh pst ngomong "jangan biarkan aremania bernyanyi" iki bukti lek aremania di segani. Aremania dewe sing osi, mari belajar bareng dadi suporter #profesional90menit, saling mengingatkan. Opo ga wedi pemain lawan lek Aremania nyanyi "moleh tawur" / "ga iso moleh", or BePe disoraki "BePe memble." Suporter dewasa pasti akan menanggapi dengan sportif, tapi setidaknya mari kita hilangkan kebiasaan misuhi Bon-Vik yg g ada di tribun. Suporter dewasa itu bisa menempatkan posisinya , kalo masih bolo-boloan ya suporter. Nah, lebih baik bersaing dalam kreatifitas & pmbuatan rekor. Masio dulur, misuhi gawe ngerusak mental pemain lawan gakpopo. Nang lapangan lawan, nang tribun kawan.
Seme & Njanka sing sepupuan ae lho osi fight 90 menit, suporter kudune yo iso. Pemain ae lho#profesional90menit, mosok suporter kadit osi? Lek kadit osi, yo bersorak'o "Arema Persija kita sodara" pas Arema kebobolan. R. Affandi ga bakal sungkan ate njebol gawang-e Meiga, mosok koen sik sungkan ngilokno Persija sing lagi dilawan Arema? Seme ae lho ga sungkan njegal BePe ndek lapangan, mosok koen ga pengen ngrewangi Seme gae menjatuhkan mental-e BePe? Lek sesuk sik nyanyi "bonek jancok, viking anjing", podo ae ngrewangi Persija. Kan Persib-Persebaya musuh Persija. Sing suporter ababil iku kudu dielingno, diajari dadi suporter sing reneb. Biyen awak dewe osi berubah kok, moso' saiki kadit osi.
  • #profesional90menit iku vs Persebaya nyanyi "bonek jancok", vs Detras nyanyi "deltras jancok", vs Persija nyanyi "persijancok", dll.
  • #profesional90menit iku ciri suporter dewasa: osi memposisikan diri sesuai tempatnya, masio seduluran, yo selama 90 menit iku dadi lawan.
  • #profesional90menit iku rivalitas berbalut sportivitas, ga ono boloan ambek suporter tim lawan, kabeh support (dukung) tim-e dhewe-dhewe.
  • #profesional90menit iku neror tim sing niam lawan Arema, guduk suporter/klub rival sing antah berantah ga jelas posisine ndek stadion..
  • #profesional90menit iku dukung Arema untuk memotivasi pemain, guduk misuhi klub/suporter ibukota jatim & ibukota jabar..
  • #profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno terbiasa neror tim lawan, sekaligus kadit melestarikan permusuhan ambek kenob/viking..
  • #profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno eruh, tim endi sing didukung. Cekno werno syal-e ttp biru, ga biru-orange/biru-merah..
  • #profesional90menit iku ngajari Aremania licek cekno bener-bener dadi Aremania, sing dukung Arema 100%, tanpa memusuhi yg lain.. Sportif!
  • #profesional90menit iku berpotensi menghilangkan dua kutub suporter, sekaligus melestarikan sikap "musuhmu bukanlah musuhku".. Sportif!
  • Ayo rek, #profesional90menit di dalam stadion adalah musuh, di luar stadion tetap saudara.. Aremania ada untuk Arema! Salam satu jiwa!

Rise and Shine #respect


Arema Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) telah bangkit. Selama putaran 1 atau hingga pertandingan ke 20, tidak pernah sekalipun Arema meraih kemenangan beruntun. Bahkan dari 17 pertandingan putaran pertama, Arema hanya sanggup memenangkan 3 pertandingan. Hal ini menjadi rekor terburuk dalam sejarah Arema.

Namun, roda kehidupan laksana berputar bagi klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987 tersebut. Setelah melalui 3 kekalahan beruntun dalam skor tipis pada tour Papua, perjuangan para pemain ditunjukkan dengan memenangkan 2 pertandingan kandang berikutnya. Dua kemenangan beruntun didapat di masa krusial dengan lawan yang tidak bisa dianggap enteng. Persib Bandung berhasil ditumbangkan oleh klub berjuluk Singo Edan ini dengan skor 2-1 pada 25 April 2012. Selang 3 hari sesudahnya giliran Pelita Jaya, berhasil dikalahkan dengan skor 3-2.

Momen kebangkitan tim Arema juga diikuti oleh kesuksesan panpel Arema dalam menyelenggarakan pertandingan, terutama dari segi meningkatnya animo publik untuk datang ke stadion. Peningkatan ini terasa signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah penonton Arema yang didapat pada putaran I lalu.

Pada putaran I ISL musim ini total 67803 penonton memadati Stadion Kanjuruhan menyaksikan jalannya pertandingan Arema. Dengan jumlah pertandingan kandang sebanyak 9 pertandingan, rata-rata terdapat 7534 penonton memadati setiap pertandingan Arema. Jumlah ini tentu saja minim jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah tiket yang disediakan panpel Arema sekitar 33000 tiket setiap pertandingan. Artinya jumlah tiket yang terjual hanya sebesar 22,8% saja dari kapasitas tiket yang dicetak.

Adapun jumlah penonton tertinggi musim lalu didapat dari pertandingan melawan Persija Jakarta yang dipadati sekitar 16648 orang penonton, sedangkan jumlah penonton terendah terdapat pada partai Arema melawan Sriwijaya FC yang ditonton 2818 penonton.

Sedangkan pada putaran II ISL musim ini hanya dari dua pertandingan melawan Persib Bandung dan Pelita Jaya, panpel Arema sukses mendatangkan 40080 orang(masing-masing 22408 dan 18032 penonton) atau rata-rata 20040 orang di setiap pertandingan. Meski baru berlangsung 2 pertandingan namun rata-rata jumlah penonton tersebut sudah melebihi rata-rata penonton kandang Arema di putaran II ISL musim lalu yang menembus 19083 penonton(total 152668 penonton dalam 8 pertandingan kandang). Jika dibandingkan dengan putaran I musim ini maka prosentase kenaikan jumlah penonton mencapai 266%

Luar biasa sekalipun baru terlihat di dua pertandingan saja, rataan penonton yang naik tentunya segaris lurus dengan kenaikan perkiraan pendapatan dari sektor tiket. Dengan prosentase kenaikan jumlah penonton diatas maka setidaknya kenaikan pendapatan dari sektor tiket dapat mencapai 2,5 kali lipat dari rata-rata pendapatan operasional di setiap pertandingan kandang pada putaran I musim ini.

Kesuksesan yang diraih panpel Arema yang berlaga di ISL tidaklah berlangsung singkat. Seolah menjadi anomali bagi 'kompatriotnya' Arema yang berlaga di IPL, keduanya meraih kesuksesan dalam merebut hati suporter, Aremania di kesempatan yang berbeda

Panpel Arema IPL sempat meraih kesuksesan hasil dari membanjirnya jumlah penonton di kandangnya, Stadion Gajayana Malang beberapa bulan lalu. Dibawah arahan pelatih Milomir Seslija beserta sederetan pemain yang pernah menjadi pilar kesuksesan Singo Edan dalam 2 pertandingan awal IPL dibanjiri sekitar 35660 penonton atau sekitar 17830 orang di setiap pertandingan.

Hasil tersebut tidak terlepas oleh kegemilangan yang diraih klub di awal musim. Mereka meraih 2 kemenangan beruntun nan penting melawan PSMS Medan(IPL) dan Persibo Bojonegoro dengan skor 2-1 dan 2-0. Istimewanya mereka meraih hasil positif tersebut di tengah merosotnya intensitas dan animo suporter ditengah dualisme yang mengancam masa depan Arema secara keseluruhan.

Namun, blunder yang dilakukan manajemen dan investor klub yang memaksa hengkangnya pelatih utama Milomir Seslija beserta sejumlah pemain inti menyebabkan kekecewaan besar di kalangan suporter. Blunder besar dalam me-manage tim yang menyebabkan 'terbuangnya' Noh Alam Shah, M. Ridhuan, dkk tidak direspon secara positif oleh suporter. Akibatnya jumlah penonton Arema IPL mengalami penurunan drastis. Sisa kompetisi IPL harus dilalui dengan rata-rata kurang dari 3000 penonton saja yang datang ke stadion. Di AFC Cup pun juga demikian, nyaris jumlah penonton yang hadir kurang dari 10persen dari kapasitas stadion.

Dengan adanya anomali tersebut patut ditunggu klub mana yang akan meraih kesuksesan dimata Aremania, suporter sejati Arema yang selalu mendukung keberadaan klub Singo Edan. Kemeriahan yang terjadi di musim-musim sebelumnya memang belum terulangi lagi di musim ini. Namun kans untuk meraih hasil yang diraih musim lalu masih bisa terukir jika manajemen klub mengetahui bagaimana caranya membangkitkan animo penonton.

Untuk urusan demikian, manajemen Arema yang berkompetisi di ISL telah memenangkan pole position. Mereka mengetahui bagaimana caranya menyenangkan hati suporter. Dengan kenaikan drastis pada jumlah penonton di dua pertandingan perdana putaran II saja sudah menunjukkan progress yang dilakukan klub. Perombakan besar-besaran dilakukan dengan memperbaiki kualitas tim baik secara individu maupun kolektivitas permainan. Hasilnya, para penonton menyukainya seiring dengan derasnya kenaikan animo dan perhatian publik baik lewat media massa maupun social media (Oke)

Aremania Sorong Menyambut

Kedatangan rombongan tim Arema ke Kota Sorong mendapat sambutan luar biasa dari Aremania Sorong. Sejak rombongan tim mendarat di Bandara Domini Eduard Oso sekitar pukul 11.00 WIT atau pukul 09.00 WIB, beberapa perwakilan Aremania sudah menunggu.
Diantara mereka, ada beberapa angggota TNI AL yang bertugas di Sorong yang juga Aremania. Mereka sengaja menjemput rombongan dan mengantarkan hingga ke Hotel JE Meridian, tempat tim Arema menginap selama di Kota Sorong. Sekalipun jarak bandara ke hotel cukup dekat, hanya beberapa ratus meter saja.
Hotel bintang satu ini lakoasinya persis di depan bandara. Setiba di hotel, belasan Aremania dengan kostum lengkap, serta syal dan spanduk ucapan selamat datang, menyambut kehadiran Seme Patrick dkk. Saat bus rombongan Arema sudah dekat, Aremania Sorong langsung menyambutnya dengan lagu-lagu khas Aremania.
Menikmati Hidangan Makan Malam (Foto: Agus Arema Brewok - Sorong)
Perwakilan Aremania Sorong juga memberikan kalungan bunga sebagai ucapan selamat datang. Ada tiga bunga yang dikalungkan oleh para Aremania Sorong. Bunga pertama diberikan kepada penjaga gawang Kurnia Meiga Hermanysah. Penjaga gawang timnas ini selalu menjadi idola Aremania selama tur Papua.
Kalungan bunga kedua diberikan kepada Seme Patrick sebagai perwakilan pemain asing dan pemain senior yang ada di tim Singo Edan. Sedangkan kalungan bunga yang terakhir diberikan kepada Manajer Tim Arema, Sunavip Ra Indrata.
Menurut Humas Aremania Sorong, Alfa Fonte, jauh-jauh hari sebelum tim Arema datang ke Sorong, pihaknya telah melakukan koordinasi. Berkali-kali mereka melakukan rapat guna menyabut tim ke sayangannya di Bhumi Sorong.
"Terakhir kita melakukan pertemuan hingga empat kali. Sebelumnya juga terus mengadakan koordinasi," kata Alfa Fonte kepada Malang Post, kemarin siang. Bahkan untuk mengetahui jadwal kedatangan rombongan tim Arema, pihaknya minta informasi ke manajemen tim maupun Aremania yang ada di Malang.
"Saya sempat mengontak Sam Yuli Sumpil, ternyata tidak mengetahui. Saya langsung menghubungi Mas Darmaji akhirnya diberi nomor telpon Pak Taufan (Sekretaris tim Arema, Red)," jelasnya.
Suasan Akrab Dan Kekeluargaan Antara Arema Indonesia dan Aremania Sorong (Foto: Agus Arema Brewok - Sorong)
Menurut Alfa, meski tim Arema kesayangannya sekarang ini menempati posisi juru kunci klasemen sementara ISL 2011/2012, tetapi Aremania Sorong tetap memberikan dukungan. Mereka hanya berharap Arema segera mentas dari zona degradasi. "Kalah atau menang, Arema tetap di hati," katanya.
Jelas kedatangan skuad Arema membuat publik warga Malang di Sorong sangat bangga karena inilah yang pertama. "Tidak pernah Arema bermain di Sorong. Karena Persiram kandangnya ada di Sorong, akibatnya Arema juga harus bermain di Sorong. Kami sangat senang bisa mendukung Arema langsung bersama rekan-rekan," lanjut Alfa Fonte, Humas Aremania Sorong.
Pria yang bekerja di tambang minyak milik perusahaan Inggris ini mengaku sangat bersykur tim Arema bisa hadir di Kota Sorong. Suatu kebangaan tersendiri bisa ketemu langsung dengan pemain-pemain yang ikut mengharumkan nama Malang di dunia sepak bola.
'Saya masih sering pulang ke Malang. Saya masih menyimpan foto saya ketika dengan mas Gethuk. Sekali lagi Aremania di Sorong ini sangat bangga bisa dikunjungi tim Arema dan bisa menyaksikan di stadion. Kami kalau menonton Persiram main di Sorong tetap menggunakan atribut Aremania. Apalagi kalau Arema main di Sorong, kami akan memberikan dukungan. Aremania akan membawa drum dan bernyanyi seperti di Kanjuruhan. Kami dengan masyarakat Sorong baik-baik saja," katanya.
Tim Arema akan menghadapi Persiram Raja Ampat di Stadion Wombik, Sorong, Sabtu (21/4) lusa. Away lawan Persiram ini menjadi laga ketiga Singo Edan dalam rangkaian turnya ke Papua. Setelah dua laga sebelumnya, Arema dikalahkan Persiwa 0-1 dan Persipura 1-2 (Wea/MP)

Kreativitas Kami Tidak Mati | Salam Satu Jiwa

Matinya nurani PSSI yang tidak memilih Arema yang berlaga di ISL sebagai Arema yang sah tidak membuat Aremania mati kreativitas. Berbagai macam cara kreatif sudah ditempuh meski sebagian Aremania sudah tidak setia lagi. Hal ini terbukti ketika Stadion di awal awal liga tidak se semarak di tahun-tahun sebelum. Karena itu, inilah musim paling sepi di stadion Kanjuruhan.
Well, lupakan paruh musim, saatnya bangkit. Sebagai euforia yang mungkin beberapa nawak belum tahu, berikut ini adalah sebagian video yang dengan sangat bagus direkam dan diupload oleh nawak-nawak Aremania

PAPER RAIN

Secara garis besar PAPER RAIN diterjemahkan sebagai hujan kertas. Ya hujan kertas, masih bingung silahkan disimak videonya.

AREMANIA SPARKLES

Ribuan kembang api yang disulut oleh Aremania menjadi aksi yang sangat luar biasa buat musim ini.

AREMANIA INFERNO

Konsepnya adalah hanflare yang dalam rencananya akan membentuk tulisan AREMA, namun tidak semua rencana manusia bisa berhasil karena pasti ada kuasa yang diatas. Tetapi meski 'gagal' tetapi aksi membakar tribun ini terlihat keren
Yang lain masih banyak,dicari di youtube juga bisa, intinya tetap semangat Arema

Aremania Di Santiago Barnebeu

Aremania tiba di Santiago Barnebeu, disambut sama warga belanda yang minta foto bersama sambil mengibarkan bendera Arema Indonesia. Lebih kurang 15 menit kesasar di subway sentral Madrid akhir ketemu juga stadion. Ditanya sama warga Madrid, dari mana Arema = dari Indonesia, "I see look like Armenia". Ketika tiba di stadion bertemu dengan warga muslim Madrid, karena mereka tertarik dengan Arema Indonesia langsung foto-foto dengan senang hati kami layani.
Misi Arema Indonesia, belajar menjadi supporter tingkat dunia menebarkan salam damai Satu Jiwa. Malam ini hanya awal dari penebaran Salam Satu Jiwa di Eropa, besok dilanjutkan tour keliling stadion, bertemu dengan Madrisdista.
Ketika tiba di hotel, langsung disambut oleh receptionist "Welcome Arema Indonesia", sebab dua hari sebelumnya saya bilang datang dari benua Asia pendukung sebuah klub paling fanatic di Indonesia. Si cewek ini tanya " what your supporting?" I am supporting Arema Indonesia not Madrid or Barca...dia bilang "oh no I will cancel you hotel book if you not supporting Madrid....sambil bercanda". Saya cerita sama dia Arema is jot just the supporting football, it is the spirit of life inspires each single person of Arek Malang to be fight for better life, supporting football without violence. Dia ketawa-tawa....
Dihatiku hanya ada Arema meskipun rencana bertandang ke semua stadion di Eropa diawali Madrid, ayas akan tetap memakai baju kebesaran Arema Indonesia. Di jalan-jalanpun orang bingung semua ga ada bola kok ada supporter dengan baju kas...mungkin "Gila paling orang ini" belum tahu kalau Singo Edan yang datang.
Diberi PIN "Real Madrid" sama pemilik restaurant di VIP room Estadio Bernabeu, dia bilang I hope you supporting Real Madrid. Ayas bilang, "you knew what I wearing, THIS IS AREMA" dia tetap menyalami dan berkata "Welcome AREMA to Madrid"
Foto-Foto
Ruang ganti pemain
Kumpulan sepatu emas dan bola emas dari Raul, Zidane, Ronaldo. Impian Aremania Gajayana/Kanjuruan akan disulap seperti ini supaya ada sejarah pemain-pemain Arema dikumpulkan dimusium buat anak cucu kita.
Toiletnya Santiago Barnabeu bersih sekali seperti hotel bintang 4.
Kumpulan piala/trophy yang telah dimenangkan, harusnya Kanjuruan ada seperti ini itu kalau Arema jadi Satu lagi seperti dulu pasti bisa. Kalau enggak pialanya nanti dibagu dua (dipecah) untuk yang main di Gajayana separo dan di Kanjuruan separo ha ha ha ha..
Maurinho atau Asistennya biasanya duduk disini untuk konferensi pers setelah pertandingan. Ruangan didepannya penuh dengan wartawan local dan internasional. Bagus banget ruangannya, kapan Arema Indonesia jadi satu lagi dan buat Stadion Gajayana seperti ini
Rumputnya rata seperti karpet, makanya bolanya bisa nggelinding lurus kalau dioper.
VIP room Asian Restaurant, makan nasi goreng sambil menikmati Estadio Santiago Bernabeu.
Ini bench kursinya Mourinho, "empuk juga kayak kasur....tapi panas duduk disitu tanpa prestasi dipecat".
Pertandingan di Barnebeu jam 8 malam ini, tetapi aura sudah terasa sejak kemarin pagi. Seperti mengingatkan memoriku 10 tahun lalu saat Arema vs persebaya auranya persis seperti itu. Semoga Arema vs persebaya masih menjadi derby jatim yang menarik untuk ditonton.
Yang perlu dipelajari dari Santiago Barnebeu; petugas medis di tiap pintu, tangga selalu bebas dari penonton, stadion bersih dan manusiawi ada pintu khusus untuk penyandang cacat, keluar tidak macat di jalan, tak ada desak-desakan, ketinggin stadion sekitar 50m njungkel jarene wong malang tapi tak ada satupun yang cidera apalagi tewas seperti di Kanjuruan. Karena sudah merasakan nikamatnya nonton Piala Dunia jadi ingin terus merasakan atmosfir di Liga level dunia. AREMANIA WILL RETURN

Ditinggal Aremania, Salah Siapa?

Derby d'Ngalam yang selalu menjadi laga adu gengsi, emosi dan penahbisan siapa 'penguasa' Malang Raya sepertinya tidak tampak dalam laga derby pertama musim ini di stadion Gajayana senin lalu.
Menilik skor akhir, memang dapat diketahui bersama bahwa Persema Malang keluar sebagai pemenang sekaligus mengungguli anak asuh Antonic Dejan dengan skor 1-0 untuk musim ini.
Yang menjadi menarik adalah bagaimana derby tersebut yang sesungguhnya mampu mendapat atensi dan antusiasme luar biasa dari pecinta bola Malang, Aremania dan Ngalamania nyaris tidak tampak bahkan hingga pertandingan usai.
Derby yang berakhir dengan skor 1-0 hasil tendangan terukur Kim Kurniawan pada menit 79 nyaris hampir sama dengan pertandingan Arema IPL pada laga-laga sebelumnya, sepi penonton dan tak tampak hingar bingar suporter layaknya sebuah derby.
Sebelumnya, tak peduli siapapun tuan rumahnya, sudah menjadi kewajiban bagi Aremania dan Ngalamania bahwa derby d'Ngalam tersebut menjadi agenda wajib yang tak boleh terlewatkan dalam tiap musim dan ikut serta menjadi bagian didalamnya adalah sebuah keharusan.
Lantas apa yang menjadi penyebab pertandingan yang seharusnya selalu dinanti dan selalu menyita perhatian tersebut ditinggal penonton? Beralasan bahwa pertandingan tersebut disiarkan live oleh stasiun televisi juga bukan sebuah jawaban. Derby-derby yang telah lalu menunjukkan bahwa meskipun disiarkan live, stadion tak pernah sesepi derby kemarin.
Aremania yang hadir pada laga kedua Arema IPL melawan Persibo
Menurut hemat saya, sumber masalah sebenarnya ada di dalam tubuh Arema IPL sendiri. Bukan rahasia lagi bahwa Arema IPL benar-benar mulai ditinggalkan Aremania seiring dengan semakin rumitnya persoalan internal tim. Dan berpuncak pada eksodusnya para pemain pujaan Aremania dari tim yang di danai oleh Konsorsium Ancora tersebut.
Kenapa saya katakan bahwa hengkangnya para pemain tersebut (Along, M. Ridhuan, Esteban Guillen, Kurnia Meiga, Roni Firmansyah hingga Hendro Siswanto dan Leonard Tupamahu) juga berpengaruh dengan merosotnya daya tarik Arema IPL asuhan Antonic Dejan tersebut.
Kita lihat dalam dua pertandingan awal musim ini. Arema IPL dibawah arahan pelatih Milomir Seslija yang masih menyisakan beberapa pemain eks juara ISL 2010 mampu menghadirkan separuh dari kapasitas stadion Gajayana yang menjadi home base pada pertandingan pertama dan lebih banyak lagi pada pertandingan kedua kala menghadapi Persibo Bojonegoro. Dan seiring konflik yang terjadi terus menyusut bahkan hingga pertandingan yang bertajuk derby sekalipun tetap tak mampu meraih atensi publik.
Seorang kawan pernah mengatakan. "Aremania yang hadir ke stadion Gajayana itu juga Aremania yang hadir ke stadion Kanjuruhan (untuk menonton Arema ISL). Mereka datang ke Gajayana itu untuk menghargai para pemain yang mereka anggap sebagai pahlawan ketika membawa Arema juara ISL 2010. Sekarang kalau mereka sudah tidak ada di dalam tim, buat apa lagi jauh-jauh datang ke Gajayana, toh pahlawan tersebut juga tak dihargai disana?".
Asumsi saya berkata sama dengan kawan saya ini. Jumlah penonton berbanding lurus dengan jumlah pemain pujaan penonton tersebut. Terlepas dari apakah tim ini menang, kalah atau seri dalam tiap pertandingannya. Dan juga mengabaikan apakah hadir ke stadion Gajayana atau Kanjuruhan atau tidak hadir ke dua-duanya itu adalah sebuah sikap suporter yang memang selalu mempunyai hak untuk memilih.
Aremania di tribun utara saat laga Arema vs Persipura di ISL
Dana besar untuk membentuk tim dengan sebutan tim modern dan profesional tidak akan ada gunanya apabila tidak ada suporter di tribun yang hadir untuk menonton. Ini Malang, basis terbesar Aremania dengan kultur yang berbeda dengan daerah lain. Disini suporter mempunyai "kewenangan' lebih dari hanya sekedar disuruh berdoa dan menonton tim kebanggaannya bermain.
Rupanya manajemen Arema yang berkantor di Jalan Jakarta 48 tersebut lupa bahwa mereka ada di sebuah kultur sepakbola yang sama sekali berbeda dengan tim yang juga sama berada dibawah naungan mereka, semacam PSIS Semarang atau Bali Devata.
Bermacam cara dilakukan untuk menarik hati suporter dan menjadi lebih dekat dengan suporter, mulai sarasehan suporter hingga diskon tiket tampaknya tidak lagi jitu menggaet hati suporter. Bisa dibilang momentum itu telah lewat begitu saja dan terabaikan oleh manajemen Arema IPL dan tak berarti apa-apa lagi sekarang.
This Is Real Derby, Dan Rekor Arema (Asli) Belum Patah Hingga Kini
Jangan pernah menyalahkan suporter dengan apa yang terjadi, karena ini bukan lagi masalah fanatisme tetapi ini masalah hati dan pilihan.
Seharusnya manajemen paham bahwa berapapun dana yang dimiliki, sebagus apapun tim, sementereng siapapun pemainnya, semua itu tak akan berarti apabila tidak ada suporter..
Salam Satu Jiwa