Saturday 22 February 2014

Rise and Shine #respect


Arema Indonesia yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) telah bangkit. Selama putaran 1 atau hingga pertandingan ke 20, tidak pernah sekalipun Arema meraih kemenangan beruntun. Bahkan dari 17 pertandingan putaran pertama, Arema hanya sanggup memenangkan 3 pertandingan. Hal ini menjadi rekor terburuk dalam sejarah Arema.

Namun, roda kehidupan laksana berputar bagi klub yang berdiri pada 11 Agustus 1987 tersebut. Setelah melalui 3 kekalahan beruntun dalam skor tipis pada tour Papua, perjuangan para pemain ditunjukkan dengan memenangkan 2 pertandingan kandang berikutnya. Dua kemenangan beruntun didapat di masa krusial dengan lawan yang tidak bisa dianggap enteng. Persib Bandung berhasil ditumbangkan oleh klub berjuluk Singo Edan ini dengan skor 2-1 pada 25 April 2012. Selang 3 hari sesudahnya giliran Pelita Jaya, berhasil dikalahkan dengan skor 3-2.

Momen kebangkitan tim Arema juga diikuti oleh kesuksesan panpel Arema dalam menyelenggarakan pertandingan, terutama dari segi meningkatnya animo publik untuk datang ke stadion. Peningkatan ini terasa signifikan apabila dibandingkan dengan jumlah penonton Arema yang didapat pada putaran I lalu.

Pada putaran I ISL musim ini total 67803 penonton memadati Stadion Kanjuruhan menyaksikan jalannya pertandingan Arema. Dengan jumlah pertandingan kandang sebanyak 9 pertandingan, rata-rata terdapat 7534 penonton memadati setiap pertandingan Arema. Jumlah ini tentu saja minim jika dibandingkan dengan rata-rata jumlah tiket yang disediakan panpel Arema sekitar 33000 tiket setiap pertandingan. Artinya jumlah tiket yang terjual hanya sebesar 22,8% saja dari kapasitas tiket yang dicetak.

Adapun jumlah penonton tertinggi musim lalu didapat dari pertandingan melawan Persija Jakarta yang dipadati sekitar 16648 orang penonton, sedangkan jumlah penonton terendah terdapat pada partai Arema melawan Sriwijaya FC yang ditonton 2818 penonton.

Sedangkan pada putaran II ISL musim ini hanya dari dua pertandingan melawan Persib Bandung dan Pelita Jaya, panpel Arema sukses mendatangkan 40080 orang(masing-masing 22408 dan 18032 penonton) atau rata-rata 20040 orang di setiap pertandingan. Meski baru berlangsung 2 pertandingan namun rata-rata jumlah penonton tersebut sudah melebihi rata-rata penonton kandang Arema di putaran II ISL musim lalu yang menembus 19083 penonton(total 152668 penonton dalam 8 pertandingan kandang). Jika dibandingkan dengan putaran I musim ini maka prosentase kenaikan jumlah penonton mencapai 266%

Luar biasa sekalipun baru terlihat di dua pertandingan saja, rataan penonton yang naik tentunya segaris lurus dengan kenaikan perkiraan pendapatan dari sektor tiket. Dengan prosentase kenaikan jumlah penonton diatas maka setidaknya kenaikan pendapatan dari sektor tiket dapat mencapai 2,5 kali lipat dari rata-rata pendapatan operasional di setiap pertandingan kandang pada putaran I musim ini.

Kesuksesan yang diraih panpel Arema yang berlaga di ISL tidaklah berlangsung singkat. Seolah menjadi anomali bagi 'kompatriotnya' Arema yang berlaga di IPL, keduanya meraih kesuksesan dalam merebut hati suporter, Aremania di kesempatan yang berbeda

Panpel Arema IPL sempat meraih kesuksesan hasil dari membanjirnya jumlah penonton di kandangnya, Stadion Gajayana Malang beberapa bulan lalu. Dibawah arahan pelatih Milomir Seslija beserta sederetan pemain yang pernah menjadi pilar kesuksesan Singo Edan dalam 2 pertandingan awal IPL dibanjiri sekitar 35660 penonton atau sekitar 17830 orang di setiap pertandingan.

Hasil tersebut tidak terlepas oleh kegemilangan yang diraih klub di awal musim. Mereka meraih 2 kemenangan beruntun nan penting melawan PSMS Medan(IPL) dan Persibo Bojonegoro dengan skor 2-1 dan 2-0. Istimewanya mereka meraih hasil positif tersebut di tengah merosotnya intensitas dan animo suporter ditengah dualisme yang mengancam masa depan Arema secara keseluruhan.

Namun, blunder yang dilakukan manajemen dan investor klub yang memaksa hengkangnya pelatih utama Milomir Seslija beserta sejumlah pemain inti menyebabkan kekecewaan besar di kalangan suporter. Blunder besar dalam me-manage tim yang menyebabkan 'terbuangnya' Noh Alam Shah, M. Ridhuan, dkk tidak direspon secara positif oleh suporter. Akibatnya jumlah penonton Arema IPL mengalami penurunan drastis. Sisa kompetisi IPL harus dilalui dengan rata-rata kurang dari 3000 penonton saja yang datang ke stadion. Di AFC Cup pun juga demikian, nyaris jumlah penonton yang hadir kurang dari 10persen dari kapasitas stadion.

Dengan adanya anomali tersebut patut ditunggu klub mana yang akan meraih kesuksesan dimata Aremania, suporter sejati Arema yang selalu mendukung keberadaan klub Singo Edan. Kemeriahan yang terjadi di musim-musim sebelumnya memang belum terulangi lagi di musim ini. Namun kans untuk meraih hasil yang diraih musim lalu masih bisa terukir jika manajemen klub mengetahui bagaimana caranya membangkitkan animo penonton.

Untuk urusan demikian, manajemen Arema yang berkompetisi di ISL telah memenangkan pole position. Mereka mengetahui bagaimana caranya menyenangkan hati suporter. Dengan kenaikan drastis pada jumlah penonton di dua pertandingan perdana putaran II saja sudah menunjukkan progress yang dilakukan klub. Perombakan besar-besaran dilakukan dengan memperbaiki kualitas tim baik secara individu maupun kolektivitas permainan. Hasilnya, para penonton menyukainya seiring dengan derasnya kenaikan animo dan perhatian publik baik lewat media massa maupun social media (Oke)

0 comments:

Post a Comment