Saturday, 26 April 2014

Legenda Arema Kurnia Sandy

Kabar Aremania | Kabar Arema | Berita Arema | Arema | Aremania | Salam Satu Jiwa - Kurnia Sandy, sosok kiper legendaris Indonesia di tahun 90an. Sosok yang pernah berguru di Sampdoria ini adalah pemain Arema di tahun 2003-2006. Arema pulalah yang menjadi tim yang paling lama didiami oleh Sandy. Selama tiga musim kompetisi kiper kelahiran Semarang itu mampu mendapatkan tiga gelar, Juara Divisi I dan dua kali juara Copa Indonesia.

Sosok yang saat ini melatih Frenz United Malaysia itu banyak bercerita tentang kondisi Arema selama masa sulit dana hingga Arema diambil alih oleh Bentoel di tahun 2003. Dia juga bercerita tentang motivasi untuk bangkit dari cedera hingga orang yang paling berpengaruh di dalam karirnya. Tidak cukup, karena Kurnia Sandi juga bercerita perihal pertandingan-pertandingan terhebat selama di Arema.

Hallo I'l Potiere, apa kabar Kurnia Sandy. Sibuk apa sekarang sam?
Assalamualaikum Arema . Maaf baru bisa skarang, kemarin tim saya ada tanding lawan klub U-19 di vietnam. Alhamdulillah kabar baik, saya sekarang melatih di Akademi Frenz United di Malaysia.

Bagaimana ceritanya bisa datang ke Arema?
Dulu saya masuk ke Arema sebagai cadangan Listyanto [Raharjo] karena saya baru memulai [bermain] lagi setelah cedera patah kaki dan istirahat hampir 2 tahun. Awal mula masuk Arema saya ketemu dengan Aji Santoso di Malang yang pada saat itu saya sedang ikut acara sosialisasi salah satu partai politik. Disitu saya dengar kuota kiper di Arema tinggal satu. Alhamdulillah Rejeki Saya ada disitu, meskipun proses negosiasi sempet alot dan last minute deal.

Tim yang paling berkesan?
Arema, bukan karena ini forum arema ya tapi emang bener.. di Aremalah saya bisa menemukan kekeluargaan yg sebenarnya, apalagi saya sempat juga mengalami bagaimana masa susahnya pemain Arema sehari-hari di mes Dieng. Dengan fasilitas yang boleh dibilang sangat minim tapi kami tetap kompak dan saling membantu.

Bukannya tahun 2003 sudah diambil oleh Bentoel?.
Di mes Dieng saat Arema bermain di Divisi I, [belum diambil alih Bentoel sepenuhnya]. Pernah juga saya dan teman sekamar (Kristiawan) kehabisan uang dan tidak ada makanan di mes, terpaksa ngutang ke warung. Bahkan sering juga barter dgn tiket pertandingan. Sedikit cerita, saya berterima kasih banget kepada Mas Yanto, Penjual nasi belut goreng di daerah Galunggung (seberang Natasha) kalo tidak salah. Dia sangat membantu saya pada masa-masa sulit di Arema, terutama di saat-saat kelaparan dan gak ada uang. Disana boleh ngutang dan bahkan gratis.

Tidak ingin pindah ke klub lain yang lebih mapan?
Dulu saya lama vakum karena cedera panjang, jadi tidak banyak klub yang tahu kalau saya mulai aktif lagi. Dan di Arema saya bisa kembali bangkit dan dibesarkan.

Bukan pekerjaan mudah menemukan peak performance usai cedera, bisa sedikit berbagi resep bagaimana anda bisa bangkit, dan kalau tidak salah dulu saat di Arema, pelatih timnas kembali memanggil?.
Betul, sangat tidak mudah untuk kembali ke peak performance setelah lama absen. Jujur, disamping peran pelatih kiper, saat itu saya ingin membuktikan bahwa saya belum habis dan saya masih mampu bersaing. Motivasi pribadilah yg berperan sangat penting disini, siapapun jika melakukan sesuatu tanpa adanya niat atau tujuan pasti hasilnya jg tdk akan maksimal, selain itu juga disamping dukungan keluarga dan doa ibu/orang tua.

Pelatih yang paling mempengaruhi?
Peran pelatih mas FX Tjahyono juga banyak membantu, beliau sudah tahu saya sejak kecil (masih SSB di Semarang) Terutama dalam hal Psikologi memberikan motivasi yang menurut saya berbeda dengan yangg lain. Dia juga bisa menjadi teman diluar lapangan. Om Bendol juga berpengaruh, meskipun karakter beliau keras kadang sampai memaki-maki juga kalau di latihan atau pertandingan, namun justru itu juga bisa menjadikan motivasi untuk berbuat yang terbaik.

Boleh cerita tentang besaran nilai kontrak yang diterima oleh Kurnia Sandy sewaktu di Arema, dulu sewaktu masuk adalah pemain yang sudah punya nama kan?.
Soal nilai kontrak pertama di arema jelas sgt kecil sekali bahkan untuk membayar cicilan rumah sebulan pun tak cukup. Nama besar saya tidak menjadi jaminan dapat dikontrak besar mas jika kondisi finansial klub tidak mendukung. Tujuan saya waktu itu hanya bagaimana saya bisa kembali eksis di sepak bola dan saya berfikir di Aremalah tempat yang tepat, atmosfir sepakbola di malang luar biasa dan itu sangat berpengaruh terhadap karier saya.


Sempat bermain di Persik yang rival berat Arema, kenapa anda memutuskan bermain disana?
Sebetulnya ini juga diluar kehendak saya, saat itu saya masih ingin tetap di arema dan managemen pun masih berminat kepada saya. Tetapi pelatih baru Arema saat itu (Alm Janu) menginginkan regenerasi pmain, sehingga dengan terpaksa pemain yang usia lanjut hengkang termasuk saya yang sudah berusia 33 tahun. Disaat kondisi galau akhirnya datang tawaran dari Persik dan Persela, setelah proses nego akhirnya di Persiklah saya putuskan bermain.

Pengalaman yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan.
Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika menjadi bagian dari Arema saat mendapatkan juara Divisi 1 dan dua kali juara Copa Indonesia, sementara pengalaman yang paling tidak mengenakkan adalah ketika harus menerima siraman air ke***ng oleh penonton persib di Siliwangi karena Persib susah menjjebol gawang Arema, [sebenarnya] masih banyak suka duka nya, tetapi saya bangga sudah pernah menjadi bagian dari keluarga Arema.


Pertandingan yang terus bakal diingat hingga sekarang?
Final divisi 1 di senayan [Arema menang lewat gol perpanjangan waktu melalui Marthen Tao]. Setelah sekian lama tidak pernah lagi main disana (dulu selama di timnas senayan udah bagai rumah sendiri) dan akhirnya bisa dapat gelar juara di Arema.

Keinginan apa di sepakbola yang hingga kini belum tercapai?
Juara Liga, hingga saya pensiun saya belum pernah mendapatkan itu.

Apabila Kurnia Sandy tidak menjadi pemain bola, kira-kira bakal seperti apa?
Saya tidak tahu bakal jadi apa, namun ketika masih kecil saya punya cita-cita masuk TNI Angkatan Udara

Pesan untuk Arema dan Aremania?
Pesan untuk Arema dan Aremania adalah tetap bersatu untuk menjadi nomor satu atau juara. Aremania gak perlu diragukan lagi, selama saya main bola, tidak pernah saya merasakan suasana dukungan suporter yang bisa membuat merinding dari awal masuk stadion sampai meninggalkan stadion selain waktu main di Arema, mungkin pmain-pemain eks Arema atau pmain sekarang juga merasakan hal yang sama

0 comments:

Post a Comment