Friday 7 March 2014

Arema - MEMORIAL MATCH - 11 September 2006, Serge Bikin Gol Dunia


Kabar Aremania | Kabar Arema | Berita Arema | Arema | Aremania | Salam Satu Jiwa -  Arema tumbangkan PSMS di Second Leg Semifinal Copa Indonesia 2006
Satu gol dari Franco Hita di menit ke-61 pada first leg Semifinal Copa Indonesia 2006 melawan PSMS Medan (8/9) berhasil menapakkan selangkah Arema menuju Final Copa Indonesia 2006. Meski pada akhirnya Alcidio Fleitas berhasil menyarangkan gol ke gawang Ahmad Kurniawan di menit 75, skor 1-1 bertahan hingga peluit akhir ditiup oleh wasit Yesayas Leihitu.

Hasil imbang di Medan membuat langkah Singo Edan ke tangga final Copa Indonesia semakin terbuka. Peluang emas berada ditangan Emaleu Serge, dkk. Tim Ayam Kinantan sebagai lawannya di second leg, akan menerima beban berlebih karena dituntut harus menang di kandang Arema demi memastikan lolos ke babak final di Gelora Delta Sidoarjo.

Pertemuan kedua semifinal Copa Indonesia 2006 diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan Malang, 11 September 2006. Pada pertandingan ini kedua tim akan berjuang mati-matian demi merebutkan satu tiket ke final.

Arema nyaris full team menjelang pertandingan akbar tersebut. Aris Budi Prasetyo, dkk tak mengalami kendala berarti kecuali Ahmad Kurniawan yang sempat sedikit cedera pasca pertandingan first leg di Stadion Teladan. Singo Edan juga memiliki keunggulan lain dalam hal persiapan menjelang pertandingan.

Selepas pertandingan di Medan, Singo Edan langsung bertolak menuju Malang. Kedatangan yang lebih awal membuat Emaleu Serge, dkk memiliki waktu recovery sedikit lebih banyak ketimbang tamunya. Selain itu keberhasilan mencuri angka di Medan membuat motivasi tim berlipat. Mereka juga masih memiliki mental juara, sisa dari keberhasilan merengkuh mahkota Copa Indonesia setahun sebelumnya di Jakarta.

Suasana jelang pertandingan semifinal Copa Indonesia di Malang diliputi kemeriahan.Optimisme warga Malang masih terjaga seiring dengan tekad punggawa Arema untuk memenangkan laga ini. Meski demikian punggawa Singo Edan tetap diwanti-wanti untuk tidak tampil gegabah. Apalagi pada pertandingan Liga Indonesia 2006, Tim Ayam Kinantan berhasil mencuri satu poin di Malang (4/2).

Meski pertandingan dilaksanakan pada hari kerja (Senin, 11 September 2006 pkl 15.30wib) sambutan Aremania untuk menyaksikan laga ini sangatlah marak. Sejak pagi hari ribuan Aremania sudah mencari tiket di berbagai sudut Malang. Tak ketinggalan ratusan calo maupun makelar tiket yang turut mengais rezeki dari laga ini.

Harga tiket ekonomi dibanderol sekitar Rp 11.000,00. Empat jam sebelum kick off harga tersebut masih bertahan di tingkat calo. Meski demikian terdapat beberapa calo yang melego tiket dengan harga Rp 500,00 lebih murah dibandingkan nominal yang tertera pada tiket. Keadaan ini berlangsung hingga 3 jam menjelang pertandingan dimulai.

Harga tiket yang tak melambung tinggi untuk laga maha penting seperti ini disambut antusias oleh suporter. Dengan harga yang masih terjangkau dan wajar membuat para suporter tak kesulitan dalam merogoh kocek demi selembar tiket yang akan dibeli.

Beberapa sudut terlihat tak banyak tawar menawar yang terjadi antara calo/pengecer dengan calon pembeli tiket. Begitu calo membuka banderol harga, langsung disambut dengan persetujuan calon pembeli dan sodoran uang atas nominal yang telah disepakati. Tiket dan uangpun berpindah tangan.

Tiket pertandingan Arema vs PSMS. Koleksi pribadi.

Laga akbar pertandingan kedua semifinal Copa Indonesia di Malang berlangsung dalam cuaca yang cerah. Terik mentari yang menyengat tak membuat surut semangat Aremania untuk hadir didalam stadion. 30 menit menjelang kick off, tribun ekonomi stadion sudah penuh terisi oleh lautan biru para suporter. Diluar stadion masih terdapat ribuan penonton yang tak dapat memasuki stadion meski memegang tiket.

Panpel pertandingan akhirnya membuka 'pintu keluar' sebagai akses penonton bertiket untuk masuk ke stadion meski hanya menempati area sentelban. Meski demikian announcer pertandingan sempat meminta maaf kepada suporter yang hadir di stadion dan meminta izin agar penonton bertiket yang tak bisa masuk tersebut tetap diperbolehkan untuk hadir kedalam stadion.

Menjelang pertandingan ini, announcer pertandingan juga memberikan pengumuman akan terdapat kehadiran suporter lain dalam laga ini. Perwakilan Deltamania (suporter Deltras) yang menjadi tuan rumah final Copa Indonesia hadir ke Stadion Kanjuruhan dan menjadi saksi laga ini.

Kehadiran Deltamania disambut sorak sorai dan tepuk tangan Aremania yang menyemut didalam stadion. Dendam dan prahara yang sempat menyelimuti hati kedua suporter tatkala terjadi kerusuhan besar di Sidoarjo sebelumnya (Mei 2001) seakan sirna. Kedua belah pihak seakan sepakat untuk merajut lembaran baru serta melupakan permusuhan yang ada.

Di pinggir lapangan terdapat sekelompok Aremania yang menyiapkan pawai mengangkat tanda yang berisi maskot Singa diatasnya. Tak lupa mereka juga membentangkan spanduk keliling lapangan yang berisi sentilan kepada salah satu rival yang menjadi 'tersangka' atas kasus kerusuhan besar seminggu sebelumnya.

Sekitar 30 menit menjelang pertandingan dimulai, kedua tim melakukan pemanasan diatas lapangan. Terlihat penjaga gawang Arema, Kurnia Sandy dimainkan pada laga ini. Didepannya terdapat trio Andela Atangana, Akira Leo Soputan dan Aris Budi Prasetyo yang mengawal lini belakang. Tak lupa Benny Dollo sebagai pelatih menyiapkan Erol Iba, Anthony Jommah Ballah, Emaleu Serge, dkk sebagai pelengkap starting line up.

Sementara lawannya, Tim Ayam Kinantan mempercayakan Markus Horison sebagai penjaga gawang. Pelatih Rudy Saari juga mempercayakan barisan penggedor kepada Alcidio Fleitas (pemain yang terkenal selebrasinya dengan melepas sepatu bolanya untuk digunakan bertelepon) beserta Boy Jati Asmara. Di bangku cadangan Rudi juga menyiapkan Saktiawan Sinaga dan Greg Nwokolo (kelak beberapa tahun kemudian hijrah memperkuat Arema)

Kick off babak pertama dilaksanakan tepat waktu. Pada laga yang disiarkan langsung oleh stasiun TV TV7 (kelak berganti nama menjadi Trans7) ini, wasit Jajat Sudrajat bertindak sebagai pemimpin pertandingan. Sebelum laga dimulai, Sekitar 40.000 Aremania berdiri membentang syal dan atributnya sembari menyanyikan lagu Padamu Negeri.


Cuplikan permainan Emaleu Serge ketika pertandingan Arema vs PSMS 11 September 2006. Aksi Serge dapat disimak mulai dari menit ke 04:07. (Courtesy video : Camerindos s)
Selepas peluit tanda dimulainya pertandingan oleh sang pengadil lapangan, Arema sebagai tuan rumah langsung menggebrak pertahanan PSMS. Mereka tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mencuri kemenangan secepat mungkin.

Ritme permainan yang tinggi dan diperagakan oleh anak asuh Benny Dollo membuat tim tamu, PSMS Medan kerepotan. Pelatih yang sempat membawa Singo Edan sebagai juara Copa Indonesia edisi sebelumnya agaknya telah menemukan formula tepat dalam meredam permainan cepat dan keras yang biasa diperagakan oleh PSMS.

Hasilnya bisa dilipat ketika pertandingan baru memasuki menit ke-7. Sontekan Anthony Jommah Ballah berbuah gol perdana dalam pertandingan ini. Skor pertandingan sementara berubah menjadi 1-0 bagi keunggulan Arema.

Gol yang terjadi lewat skema permainan yang relatif cepat membuat pemain PSMS segera tersadar. Mereka mencoba membalas ketertinggalan dengan berinisiatif menekan pertahanan Arema. Meski Mahyadi Panggabean sudah berupaya, namun kendali permainan akhirnya berhasil direbut oleh I Putu Gede, dkk. Hasilnya Anthony Jommah Ballah kembali mencetak gol di menit ke-22.

Ketinggalan dua gol membuat PSMS berupaya mengejar ketertinggalan. Meski demikian barisan tengah Singo Edan masih mampu menguasai lini tengah sehingga tekanan yang dilakukan TimAyam Kinantan tak sampai membahayakan lini belakang Arema. Hingga peluit panjang babak pertama dibunyikan Arema masih unggul dengan skor 2-0.

Pada babak kedua pelatih PSMS, Rudi Saari mencoba melakukan perubahan dengan mengganti Alcidio Fleitas yang tampil dibawah performa terbaiknya dengan Greg Nwokolo. Selain Alcidio, salah satu penyerangnya Boy Jati Asmara juga digantikan posisinya oleh Saktiawan Sinaga.

Pergantian pemain tersebut membuahkan hasil bagi PSMS. Greg Nwokolo yang tampil tanpa beban menggebrak pertahanan Arema. Hasilnya ia berhasil mencetak gol di menit ke-63 untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1.

Gol yang dibuat Greg tersebut seakan menyentak barisan pemain Singo Edan. Segeralah disusun kembali skema permaianan yang sempat porak poranda. Dukungan Aremania yang terus meneriakkan yel-yel 'Ayo-Ayo Arema Sore Ini Kami Harus Menang' setelah gol yang dibuat Greg semakin mempertajam semangat punggawa Arema. Inisiatif serangan dan kendali permainan akhirnya dikuasai oleh Singo Edan.

Tak lama setelah gol yang dibuat Greg, Franco Hita berhasil membobol gawang Markus Horison di menit ke-66. Gol yang dibuat pemain bertato singa di lengannya menambah keunggulan Arema menjadi 3-1.

Keunggulan dua gol tak membuat semangat pemain Arema mengendor. Mereka masih melakukan serangan kedalam pertahanan PSMS yang dikawal Riswandi, dkk. Momen tak terduga hadir di menit 78. Serangan balik yang dilakukan Singo Edan disambut tendangan spekulasi yang membelakangi gawang Markus Horison dari jarak 30 gol. Tak dinyana tendangan Serge menghasilkan gol kemenangan Arema.

Markus Horison yang out of position seakan tak percaya tendangan Serge berbuah gol. Seakan nasi sudah menjadi bubur. Keunggulan 4-1 rasanya sulit untuk diimbangi oleh PSMS dalam sisa 12 menit terakhir. Hampir bisa dipastikan Miracle of Attaturk 2005 tak akan terjadi di Malang.

PSMS masih berusaha untuk memperkecil ketertinggalan. Kesolidan yang diperagakan lini tengah Arema membuat Mbom Mbom Julien, dkk kesulitan menembus pertahanan Singo Edan. Meski demikian PSMS akhirnya memperoleh peluang emas untuk mencetak golnya.

Berawal dari kesalah pahaman yang terjadi diantara Kurnia Sandy dan Andela Atangana, PSMS memperoleh hadiah tendangan penalti setelah terjadi hand ball di kotak penalti Arema. Greg Nwokolo yang mengeksekusi tendangan penalti tak menyia-nyiakan kesempatan. PSMS akhirnya berhasil merubah skor menjadi 4-2.

Meski demikian gol yang dicetak Greg tersebut merupakan gol terakhir yang terjadi dalam pertandingan ini. Sesudahnya Arema dipastikan tampil sebagai pemenang pada babak semifinal dengan skor agregat 5-3. Dengan hasil ini Singo Edan berhasil menapak tangga final Copa Indonesia 2006 di Sidoarjo mendatang. PSMS sendiri akan tetap hadir di Sidoarjo untuk menghadiri pertandingan perebutan tempat ke-3 pada tanggal 16 September 2006.

Kemenangan yang diraih Singo Edan disambut suka cita puluhan ribu Aremania di Stadion Kanjuruhan. Andela Atangana, salah satu defender Arema asal Kamerun ikut bergembira bersama ribuan Aremania yang bersorak sorai di tribun timur. Pemain bernomor punggung 2 tersebut memperagakan tarian kemenangan diiringi tepuk tangan dan pekikan suporter yang menyerukan yel-yel 'Arema...Arema...'.
Ater the game :
Lima hari setelah pertandingan second leg semifinal Copa Indonesia, Arema memainkan laga final melawan Persipura Jayapura. Pada pertandingan tersebut Arema menang dengan skor 2-0 lewat gol Aris Budi Prasetyo (penalti) dan Anthony Jommah Ballah. Arema meraih kesuksesan berlipat, selain memenangkan gelar untuk kedua kalinya, Aris Budi Prasetyo tampil sebagai pemain terbaik. Emaleu Serge meski tak mencetak gol dalam laga final ini tetap mendapat gelar top skor Copa Indonesia 2006. Suporter Arema, Aremania juga mendapat penghargaan sebagai The Best Supporter.
PSMS Medan yang kalah di babak semifinal, mengikuti perebutan tempat ketiga melawan Persija Jakarta. Persija menang dengan skor 2-0 lewat gol Erick Mambenga, dan Roger Batoum.
Salah satu tayangan olahraga Star Sports tujuh tahun lalu sempat membuat cuplikan parade gol terbaik Asia pada bulan September 2006. Gol Emaleu Serge ke gawang Markus Horison dipilih sebagai gol terbaik bulan tersebut.

0 comments:

Post a Comment