Friday 7 March 2014

Arema - 16 September 2006, Arema Juara Copa Indonesia


Kabar Aremania | Kabar Arema | Berita Arema | Arema | Aremania | Salam Satu Jiwa -  Kemenangan Arema atas PSMS di semifinal Copa Indonesia 2006 (agregat 5-3) mengantarkan Singo Edan melaju ke babak final Copa Indonesia 2006. Pada babak final yang berlangsung 16 September 2006, Arema akan menghadapi Persipura. Tim Mutiara Hitam sukses ke final setelah mengalahkan Persija Jakarta lewat agregat 3-1.

Pertemuan antara Persipura dan Arema ibarat final idaman Copa Indonesia edisi kedua.Keduanya merupakan klub yang diunggulkan untuk merengkuh mahkota juara Copa Indonesia 2006. Arema sebagai juara bertahan tentu ingin mengulangi kesuksesan tahun lalu (Juara Copa Indonesia 2005), sementara lawannya Persipura bertekad meraih titel Copa pertama kalinya setelah gagal mempertahankan juara Divisi Utama Liga Indonesia 2006.

Selain memiliki kepentingan terhadap gelar juara Copa tahun ini (2006-red), pertemuan Singo Edan dan Mutiara Hitam menyimpan sedikit aroma dendam tersendiri. Dalam dua pertemuan terakhir keduanya saling mengalahkan di kandang masing-masing.

Pada babak delapan besar Liga Indonesia 2005, Persipura berhasil mengalahkan Arema dengan skor 1-0 di Stadion Mandala Jayapura (18/9). Satu-satunya gol yang terjadi dalam pertandingan tersebut dicetak oleh Eduard Ivakdalam. Sementara itu, pada Laga Spektabola di Stadion Kanjuruhan lalu (30/4) giliran Arema berhasil mempecundangi Mutiara Hitam dengan skor 3-0. Dua gol Franco Hita serta satu gol lainnya dari Joao Carlos mengantarkan kemenangan Arema didepan 25.000 penonton yang datang ke stadion.

Persaingan menjelang final tak hanya dimonopoli kedua klub diatas. Setidaknya beberapa pemain dari kedua tim masih memiliki kesempatan meraih gelar tambahan. Emaleu Serge dari Arema maupun Cristian Carrasco (Persipura) memiliki peluang meraih gelar top skor. Menjelang laga final, Emaleu Serge masih memimpin daftar top skor dengan 9 gol.

Venue pertandingan final diselenggarakan di Gelora Delta Sidoarjo. Pemilihan lokasi pertandingan tersebut sempat menimbulkan polemik. Lokasi pertandingan berdekatan dengan basis pendukung salah satu suporter rival dari Arema, yaitu Bonek (pendukung Persebaya).

Meski dibayangi aroma kerusuhan, PSSI yang memiliki hajat melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Aremania yang berencana mendukung Singo Edan secara langsung pun demikian. Sejak jauh-jauh hari sudah melakukan koordinasi dengan tuan rumah. Gayung bersambut, Deltamania sebagai tuan rumah menyambut baik berapapun Aremania yang akan datang ke Kota Udang tersebut.

Selepas leg kedua semifinal, Aremania langsung merapatkan barisan demi mendukung laga final di Sidoarjo. Beberapa titik pendaftaran dibuka untuk menampung animo suporter yang ingin bertandang. Tour kali ini dilakukan secara terkoordinasi sekalipun masih ada ribuan suporter lainnya yang berencana berangkat secara sendiri/berkelompok.

Selain Aremania, rencananya hampir seribu suporter Persipura juga akan datang ke Gelora Delta. Mereka terdiri dari para mahasiswa perantauan yang tersebar di beberapa kota Jawa Timur dan yang datang dari Papua. Kehadiran mereka diprediksi akan menambah marak suasana. Apalagi selain suporter Persipura dan Arema, ratusan The Jakmania akan hadir mendukung Persija yang akan bertanding dalam perebutan tempat ketiga.

Wilayah Malang Raya pada hari Sabtu, 16 September 2006 semarak dengan warna biru. Ribuan suporter Arema menyemut dibeberapa titik pertemuan. Mereka berencana berangkat ke Sidoarjo demi mendukung Singo Edan berlaga.

Sejak pagi hari gelombang keberangkatan Aremania telah dimulai. Ribuan suporter Arema tersebut berangkat menggunakan beberapa moda transportasi. Beberapa Stasiun Kereta Api di Malang dipenuhi ratusan Aremania yang berencana datang ke Sidoarjo menggunakan Kereta Api Penataran. Demikian halnya Aremania lainnya yang berangkat menggunakan bus, dan kendaraan pribadi.

Kedatangan Aremania ke Stadion Gelora Delta nyaris tak diwarnai insiden berarti. Di jalan mereka tak membuat ulah yang merugikan masyarakat umum. Perwakilan Deltamania juga menyambut rombongan Aremania yang datang secara terkoordinasi tersebut.

Beberapa jam menjelang laga final, kawasan Stadion Gelora Delta sudah dipenuhi lima belas ribu Aremania yang datang dari berbagai penjuru. Mereka mendapatkan kuota sebanyak 10.000 lembar tiket yang ditempatkan dalam tribun ekonomi. Meski demikian Aremania lainnya yang tak mendapat jatah tiket memilih membelinya di ticket box dan calo, termasuk sekitar 1500 Aremania yang membeli tiket untuk tribun VIP.

Pertandingan final Copa Indonesia sendiri dilaksanakan malam hari. Sore harinya digelar pertandingan perebutan tempat ketiga yang mempertemukan Persija dan PSMS. Partai ini dimenangkan Macan Kemayoran (julukan Persija) dengan skor 2-0.

Sejak sore hari ribuan suporter Arema sudah memasuki stadion. Bahkan dua jam menjelang laga final, ribuan Aremania beryel-yel disepanjang tribun ekonomi. Jumlah mereka semakin bertambah seiring waktu bergulir. Menjelang kick off lebih dari separuh stadion telah dipenuhi lautan suporter berwarna biru. Suporter Persipura sendiri berada disudut seberang stadion dengan jumlah ratusan penonton.

Jika Aremania datang ke stadion secara lancar, tak demikian halnya dengan Arema. Kedatangan mereka sedikit terlambat akibat kemacetan yang dialami. Dari hotel tempat mereka menginap diperlukan waktu sekitar satu jam perjalanan. Praktis sisa waktu jelang kick off yang tak banyak membuat skuad Arema harus melakukan pemanasan seadanya.

Meski persiapan tak lancar, tekad penghuni skuad Singo Edan tetap menggebu. Selama pemain melakukan pemanasan, belasan ribu Aremania memberikan dukungan kepada para pemain Arema.

Di bench pemain, kedua pelatih menatap serius persiapan laga ini. Benny Dollo (pelatih Arema) seperti biasanya menyiapkan the winning team-nya untuk memenangkan laga ini. Yang berbeda hanyalah Ahmad Kurniawan yang menggantikan Kurnia Sandy sebagai penjaga gawang. Sementara di lini depan Emaleu Serge akan ditemani Marthen Tao. Dari posisi sayap, Bendol (sapaan akrab Benny Dollo) masih mempercayakannya kepada Erol Iba dan Alex Pulalo.

Mettu Duaramuri sebagai pelatih Persipura sendiri juga bertekad memenangkan laga ini. Ia masih mempercayakan sebagian posisi starter kepada punggawa Mutiara Hitam yang setahun sebelumnya memenangkan gelar Divisi Utama.

Jendri Pitoy masih dipercaya mengawal gawang Persipura. Demikian halnya sederet pemain lain seperti Jack Komboy, Christian Worabay (pemain terbaik Liga Indonesia 2005), Eduard Ivakdalam, Victor Igbonefo, Korinus Fingkreq, dan Mauly Lessy.

Sama halnya dengan Arema yang tak diperkuat Franco Hita, pada pada pertandingan final ini Persipura tak dapat memainkan Boaz Salossa setelah menerima akumulasi kartu kuning dari babak sebelumnya.

Dalam cuaca yang cerah, belasan ribu Aremania membentangkan syal dan bendera merah putih sembari menyanyikan lagu Padamu Negeri menjelang kick off pertandingan. Pertandingan ini dipimpin oleh wasit Jimmy Napitupulu serta disiarkan langsung oleh salah satu televisi swasta nasional.

Sejak peluit tanda pertandingan dimulai, kedua tim memainkan menyuguhkan permainan cepat. Para pemain Arema menguasai ball possesion pada lima belas menit pertama. Meskipun demikian tidak banyak peluang tercipta. Beberapa kali serangan yang dibangun Singo Edan mentah.

Kendati terus ditekan disepanjang lima belas menit pertama, para pemain Persipura mencoba bangkit dan menguasai lini tengah. Mereka bertekad segera mencetak gol demi meraih kemenangan. Sayangnya langkah Mutiara Hitam mengalami hambatan. Christian Carrasco yang menjadi ujung tombak harus diganti oleh Anthon Mahuse pada menit ke-15 akibat cedera.

Keluarnya Christian Carrasco tentu memberikan angin segar kepada Arema dan Emaleu Serge. Praktis gelar top skor Copa Indonesia 2006 dipastikan akan digenggam pemain Kamerun tersebut karena hanya ia satu-satunya kandidat pemain yang paling memungkinkan merebut gelar tersebut.

Meski kang berada ditangan Arema, namun tak ada gol yang tercipta disepanjang babak pertama. Para pemain Persipura sendiri mengawal pertahanannya dengan disiplin tinggi.

Di babak kedua Arema mencoba bermain lepas. Pertandingan baru berjalan sekitar lima menit salah satu pemain belakang Persipura, Mauly Lessy melakukan hands ball di kotak terlarang. Tak ayal wasit Jimmy Napitupulu segera menunjuk titik putih.

Aris Budi Prasetyo yang ditunjuk sebagai eksekutor tak menyia-nyiakan kesempatan. Tendangannya ke gawang Mutiara Hitam tak dapat dibendung Jendri Pitoy. Skor berubah menjadi 1-0 untuk keunggulan Arema. Gol ini disambut oleh belasan ribu Aremania yang memadati sekitar dua pertiga tribun stadion.

Lahirnya gol tersebut mengubah jalannya pertandingan. Pemain Persipura berusaha untuk menyamakan kedudukan. Beberapa peluang mereka miliki meskipun tak menghasilkan gol.

Para pemain Singo Edan sendiri juga berusaha menambah gol demi mengamankan keunggulan yang mereka miliki. Tujuh menit setelah gol yang dicetak Aries B.P., Singo Edan menambah keunggulan melalui sontekan Anthony Jommah Ballah.

Golden Momen Copa Indonesia 2006
Pemain Kamerun tersebut berhasil mengubah skor setelah memanfaatkan kemelut yang terjadi didepan gawang Jendri Pitoy. Dengan posisi yang tak terjaga ia melakukan sedikit gerakan akrobatik dan menyontek bola ke gawang Persipura. Arema berhasil menambah skor menjadi 2-0.

Tersengat oleh gol Jommah Ballah, pemain Persipura berusaha untuk terus menyerang ke arah pertahanan Arema. Pada momen ini para pemain Singo Edan meredam tiap serangan Mutiara Hitam dengan baik. Mereka bermain sabar dan sesekali melakukan serangan balik ke arah pertahanan Persipura lewat kedua sayapnya.

Lima belas menit terakhir pemain Arema menguasai kendali permainan dan tak menyisakan banyak peluang bagi pemain Persipura untuk membangun serangan. Skor 2-0 tak berubah hingga akhirnya wasit Jimmy Napitupulu meniup peluit panjang dan disambut belasan ribu Aremania yang bersorak sorai hampir sepanjang pertandingan.

Keadaan kontras terjadi diatas lapangan. Beberapa pemain Persipura terlihat sedih karena gagal memenangkan gelar Copa untuk pertama kalinya. Sedangkan di sisi lainnya, seluruh penghuni skuad Arema berpesta. Apalagi mereka menciptakan sejarah baru dengan berhasil menjuarai Copa Indonesia untuk kedua kalinya secara berurutan.

Arema sebagai juara Copa Indonesia menerima hadiah sebesar Rp 1.500.000.000, serta ditambah subsidi Rp 500.000.000,00 untuk mengikuti Liga Champions Asia 2007. Persipura yang duduk di posisi kedua mendapat hadiah uang Rp 750.000.000,00.

Kesuksesan Arema juga semakin berlipat. Aries Budi Prasetyo yang menjadi salah satu pencetak gol dalam pertandingan final ini mendapat anugerah sebagai pemain terbaik. Pemain yang pernah memperkuat Singo Edan pada tahun 1994 lalu tersebut meneruskan jejak Firman Utina, sebagai pemain Arema yang meraih penghargaan serupa. Sepanjang gelaran Copa Indonesia 2006, Aries Budi Prasetyo sudah mencetak tiga gol.

Selain Aries, kegembiraan juga dialami oleh Emaleu Serge. Pemain Kamerun tersebut mendapat gelar top skor Copa dengan 9 gol. Ia berhasil memperbaiki catatan prestasinya diajang Copa Indonesia setelah semusim sebelumnya 'hanya' mencetak 7 gol dan duduk sebagai runner up top skor dibelakang Javier Roca (Persegi).

Aremania yang setia mendukung kesebelasan Singo Edan dilaga final juga diganjar gelar 'The Best Supporter' dan hadiah uang Rp 75.000.000,00 oleh penyelenggara. Gelar ini adalah yang kedua bagi suporter Arema tersebut setelah ditahun 2000 lalu pernah mendapat penghargaan dari Agum Gumelar, Ketua Umum PSSI saat itu.

Penilaian suporter ini pun dilakukan secara unik. Tiga wartawan dari tiga media dipilih secara acak guna mendampingi Joko dan pihak Dji Sam Soe untuk memilih suporter pada saat final. Aremania terpilih setelah unggul dalam sedikitnya tiga kriteria penilaian meliputi 'Big is beautiful', kemampuan untuk mendukung tim secara mandiri dan membantu peningkatan sepakbola nasional.

Data Final Copa Indonesia 2006:


Arema Malang 2-0 Persipura Jayapura

Pencetak Gol : Arif Budi Prasetyo 51pen, Anthony Jomah Ballah 58 (Arema)

Waktu pertandingan : Stadion Gelora Delta Sidoarjo

Jumlah penonton : 20.000

Susunan Pemain
Arema
31-Achmad Kurniawan; 23-Akira Leonard Soputan, 2-Alexander Pulalo, 4-Andela Atangana Guy De Marie (5-Wasidi 75), 10-Anthony Jomah Ballah (22-Joao Carlos Quintao DS 87), 18-Aries Budi Prasetyo, 3-Erol F X Iba, 14-I Putu Gede (cap), 19-Marthen Tao (15-Firman Utina 79), 11-Serge Emaleu Ngomgue, 27-Sutaji | Pemain pengganti (tak bermain) : 1-Kurnia Sandy; 25-Arif Suyono, 16-Rasmoyo, 29-Sunar Sulaiman;

Pelatih : Benny Dollo
Persipura

1-Jendry Pitoy; 9-Cristian Carrasco (19-Anthon Roni Mahuse 13), 24-Christian Worabay, 6-David Darocha, 10-Eduard Ivakdalam (cap), 14-Jack Komboy, 12-Korinus Fingkreuw, 17-M Maully Lessy, 23-Nsangue Raymond (8-Kalamen Yves 71), 4-Ricardo Salampessy, 32-Victor Igbonefo |Pemain pengganti (tak bermain) : 5-Ardilles Rumbiak, 20-Edy Rosady, 16-Imanuel Wanggai, 15-Paulo Rumere, 18-Ridwan Bauw;

Pelatih : Mettu Duaramuri

Wasit : Jimmy Napitupulu

Kartu Kuning : Akira Leonard Soputan 31, I Putu Gede 52, Anthony Jomah Ballah 59 (Arema); M Maully Lessy 53, Victor Igbonefo 57, Christian Worabay 64, Ricardo Salampessy 89 (Persipura)

Pemain terbaik : Aries Budi Prasetyo

Top Skor : Emaleu Serge (9 Gol)

Suporter Terbaik : Aremania

Fakta Final Copa Indonesia 2006


Copa Dji Sam Soe musim 2006 dibuka dan ditutup dengan pertandingan dari dua tim yang sama. Tim Arema dan Persipura pertama kali bertemu pada turnamen ekshibisi Laga Spektabola, 9 Mei 2006. Mereka kemudian menutupnya di final. Dua pertandingan itu dimenangkan Arema (3-0, 2-0).
Anthony Jomah Ballah (Arema Malang) menjadi penendang pertama. Dia kemudian mengoperkannya kepada Emalue Serge.
Gelandang Arema Malang, Joao Carlos menjadi pemain terakhir yang menendang bola sebelum Wasit Jimmi Napitupulu meniup peluit tanda usai pertandingan.
Christian Carrasco (Persipura Jayapura) menjadi pemain pertama yang terjatuh karena diganjal lawan. Tapi, insiden itu tidak dinilai sebagai sebuah pelanggaran.
Arema melakukan 15 kali pelanggaraan dan Persipura tercatat 19 kali melakukannya.
Tendangan ke arah gawang pertama dilakukan Sutaji (Arema Malang) pada menit ketiga. Tendangannya masih membentur kaki pemain Persipura yang berdiri di mulut gawang.
Kapten Arema I Putu Gede menjadi pemain pertama yang mengambil free kick. 8. Carrasco menjadi pemain pertama yang ditarik keluar akibat cedera pada menit. Dirinya juga tercatat sebagai pemain starter yang paling sedikit tampil di pertandingan final Copa Dji Sam Soe.
Joao Carlos menjadi pemain pengganti yang paling sedikit tampil. Ia baru dimasukkan pada menit 87 sekaligus menjadi pemain pengganti terakhir.
Anthon Mahuse (Persipura Jayapura) tercatat sebagai pemain pengganti pertama.
Tendangan sudut pertama dilakukan oleh David da Rocha (Persipura Jayapura).
Selama pertandingan, Persipura mendapat lima tendangan sudut. Sedangkan Arema empat kali melakukannya.
Marthen Tao (Arema Malang) menjadi pemain pertama yang terperangkap offside. Gol yang diciptakannya juga dianulir karena dia terjebak offside. Ini menjadi satu-satunya gol yang dianulir selama final.
Pemain Arema Malang tercatat empat kali terperangkap offside. Sedangkan Persipura Jayapura lima kali.
Bek Arema Leonard Soputan menjadi pemain pertama yang mendapat kartu kuning. Ricardo Salampessy (Persipura Jayapura) tercatat sebagai pemain terakhir yang mendapat kartu kuning.
Aries Budi Prasetyo (Arema Malang) menjadi pemain pertama yang mencetak gol dari titik penalti.
Ini menjadi penalti pertama yang tercipta pada pertandingan final.
Tercatat delapan pemain asal Papua menjadi starter di kedua tim finalis. Persipura menurunkan Ricardo Salampessy, Jack Komboy, Christian Worabay, Edward Ivakdalam, Korinus Fingkreuw. Dari Arema Malang menampilkan Alexander Pulalo, Erol FX Iba dan Marthen Tao.
Pemain utama yang absen pada pertandingan final adalah Boaz T. Solossa (Persipura Jayapura) dan Franco Hita (Arema Malang). Keduanya sama-sama absen karena akumulasi kartu kuning.
Dari pemain Arema yang tampil di final, hanya empat pemain yang menjadi starter di final musim lalu yaitu Alexander Pulalo, Erol Iba, I Putu Gede dan Emaleu Serge.
Gelar Best Player selalu menjadi milik Arema. Musim lalu, Firman Utina yang terpilih. Kini, Aries Budi yang menjadi terbaik.

0 comments:

Post a Comment